Bagi seorang adik, kehadiran kakak laki-laki tidak hanya sebagai saudara, tetapi sebagai tempat berlindung dan bermanja. Ketika semakin hari semakin jauh jarak itu.. ada rindu yang menderu. Surat cinta ini adalah salah satu surat yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Surat Cinta Vemale.com.
***
Teruntuk kakak lelakiku,
bisakah kita bermain petak umpet seperti dulu lagi?
Dear kakak kandung lelakiku,
bisakah kita mengulang segala kenangan yang pernah kita ukir belasan tahun silam?
Jujur aku merindukan sosokmu yang dulu, saat aku masih mengenakan seragam putih merah dan kau mengenakan seragam putih biru. Apa kau masih mengingatnya? Atau mungkin kau sudah melupakannya?
Aku masih ingat sekali kita pernah bermain perahu kertas kala hujan menyapa, kau tertawa meledekku saat perahu buatanku terhanyut air dan seketika aku menangis, mengadu pada ibu, kau masih mengingatnya?
Kau selalu mengajakku bermain petak umpet sepulang sekolah, kau yang selalu berbagi makanan padaku, kau yang selalu memelukku saat aku takut gelap, apa kau masih mengingat semua itu? Aku merindukan kenangan itu kak, sangat merindukannya.
Mengapa kini setelah kita sama-sama tumbuh menjadi dewasa kau sama sekali tak pernah menanyakan bagaimana keadaanku? Jangankan menanyakan keadaanku, meluangkan waktumu sejenak untukku saja kau tak pernah, bahkan kau jarang sekali untuk pulang ke rumah. Mengapa kau begitu sibuk pada rutinitas pekerjaanmu, kak?
Kak, di dunia ini aku hanya mempunyai engkau, bisakah aku bersandar di bahumu dan meluapkan segala beban hidupku padamu?
Aku ingin bercerita banyak hal padamu, ku rasa ketika kau telah mengarungi bahtera rumah tangga kelak, aku akan semakin sulit untuk meluangkan waktu bersamamu. Namun mengapa kini seakan kau tak peduli pada keadaanku?
Kak, begitu banyak gunjingan di luar sana tentangmu, aku mendengarnya. Dan kau tahu apa yang ku rasakan sebagai adik kandungmu? Hatiku sakit. Sangat sakit. Seburuk-buruknya engkau, meskipun kau telah melakukan kesalahan sejuta kali, aku tak akan pernah membencimu. Tak akan pernah.
Mereka dengan mulut tanpa dosanya membicarakan keburukanmu. Aku ingin marah, namun ku rasa biar Tuhan saja yang pantas membalasnya.
Aku menyayangimu kak, seandainya saja kau tahu seberapa besar rasa sayangku padamu. Memang ku akui kau pernah melukaiku, pernah membuat air mataku berderai begitu deras, namun setitikpun aku tak pernah menaruh kebencian padamu. Aku tak pernah alpa menyebut namamu dalam setiap doa yang ku panjatkan pada Sang Maha Kuasa.
Ketahuilah kak, aku menyayangimu tanpa syarat apapun, aku menyayangimu tanpa jeda, aku menyayangimu sampai maut menjemput.
Maaf jika aku belum pernah mengungkapkannya secara langsung padamu.
Ku mohon luangkanlah waktumu sejenak untukku, ku harap kau berkenan untuk bermain dan bercanda tawa bersamaku seperti dulu lagi.
Aku merindukanmu, dan aku sangat menyayangimu.
Dari aku,
adik kandung perempuanmu yang kini telah beranjak dewasa.
- Walau Sering Kesal Dengan Sikapmu, Aku Selalu Sayang Bunda
- Jarang Ada Kata Sayang di Keluarga, Tapi Aku Sayang Kalian Semua
- Mama, Masih Marahkah Kamu Padaku? Surat Cinta Ini Hadiah Untukmu
- Meski Tidak Kaya, Bapak Selalu Punya Cara Bahagiakan Anak-Anaknya
- Ayah, Pria Nomor Satu yang Selalu Mendukung Setiap Langkahku