Petuah Berkata: Letakkan Mantan Pada "Tempat"nya

Fimela diperbarui 17 Feb 2017, 10:52 WIB

Kurang lebih setahun lalu, ada sebuah acara yang bikin heboh di Yogyakarta. Festival Melupakan Mantan, demikian judul acara diselenggarakan menyongsong Hari Kasih sayang di bulan Februari. Sekilas nampak kontradiksi nuansa antara kedua even yang akan berlangsung secara bersamaan ini, namun bisa jadi akan menjadi selaras jika dilihat dari sudut pandang yang sedikit berbeda.

Melupakan suatu hal atau seseorang yang pernah dekat, pernah saling terikat secara emosional dan peranannya penting dalam kehidupan kita memang bukanlah hal yang bisa dibilang mudah. Tetapi bukanlah hal yang mustahil meski butuh upaya. Butuh waktu tak sebentar, bisa bertahun-tahun bahkan puluhan tahun untuk melakukan ini. Tak jarang ada yang gagal dalam upayanya melupakan seorang mantan. Semuanya tergantung pada diri masing-masing, begitu juga kondisi serta keadaan yang melingkupi dirinya.

“Kita tak perlu melupakan seseorang yang pernah kita cinta dan miliki di masa lalu. Yang dibutuhkan adalah penerimaan tanpa perasaan pedih, pahit atau sesal atas apa yang terjadi. Lebih baik, jika kita mengalihkan segenap rasa yang pernah kita dedikasikan kepada 'mantan'. Persembahkan saja dedikasi itu kepada orang lain yang menerimanya dengan rasa syukur dan suka cita.”

Energi besar yang harus digunakan untuk melupakan seseorang tersebut akan lebih bermanfaat jika dialihkan dalam tindakan lain yang lebih bermanfaat. Biarlah ingatan tentang mantan tetap tinggal di dalam hati, mungkin berada di sudut yang paling dalam. Namun gunakan ruangan lainnya untuk mulai diisi dengan perasaan lain yang bisa menentramkan, menyamankan dan mendamaikan. Bukankah perasaan damai adalah perasaan tertinggi yang diinginkan setiap manusia yang hidup di dunia?

Lalu, bagaimana jika komunikasi tetap dilakukan dengan mantan? Dalam beberapa kasus perceraian antara sepasang suami istri, hal ini tetap harus dilakukan karena masih ada tanggung jawab dan kewajiban mereka berdua sebagai sepasang orang tua untuk anak-anaknya. Beberapa kasus yang ditemui, rasa sakit hati, kecewa bahkan dendam masih bersemayam di hati salah seorang yang bercerai dikarenakan perceraian yang terjadi disebabkan oleh hal=hal yang biasanya memang menyakitkan bahkan tak manusiawi. Perselingkuhan atau KDRT, misalnya. Mungkinkah kutipan di atas tetap bisa digunakan untuk mengikis segala rasa yang ditimbulkan oleh ingatan yang menyakitkan akan perbuatan ‘mantan’ tersebut? Ya, kesanggupannya tentu saja kembali pada masing – masing pribadi.

Jika interaksi dan komunikasi kepada ‘mantan’ tetap harus dilakukan karena tak bisa dihindari lagi, berikut tips dari SPINMOTION (Single Parents Indonesia in Motion) yang bisa diterapkan.

  1. Selalu berusaha untuk singkat, lugas dan batasi pokok pembicaraan pada tema dan tujuan yang ingin disampaikan.
  2. Lakukan secara wajar tak perlu berlebihan baik secara gramatikal, ekspresi wajah, gerak tubuh, maupun intonasi suara.
  3. Jadikan versi terbaik dari diri sendiri saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan mantan atau dalam kata lain
  4. Buatlah kesan bahwa tanpa ‘mantan’ pun kehidupan tetap berjalan semestinya dan bahkan justru lebih baik dari sebelumnya.


Susah? Pasti, karena mengawali sesuatu yang baru ibarat bayi yang sedang belajar untuk berjalan kaki. Selamat mencoba dan nantinya tanpa disadari anda akan bisa berjalan cepat, bahkan bisa berlari. Selamat mencoba!

Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom. Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di http://spinmotion.org/.

(vem/wnd)