Mengelola Keuangan Saat Jadi Pengantin Baru, Caranya Simpel Kok!

Fimela diperbarui 09 Feb 2017, 14:00 WIB

Setelah menikah tentu banyak hal yang harus disesuaikan dengan pasangan kamu, salah satunya adalah terkait dengan pengelolaan keuangan. Sebab kini kamu akan tinggal berdua, yang harus mengerti kebutuhan satu sama lainnya. Baik itu kebutuhan pribadi maupun kebutuhan rumah tangga.

Memang pasangan baru akan merasa bingung ketika mengatur keuangan setelah menikah. Setiap pasangan akan bertanggung jawab kepada pasangannya.  Meluangkan waktu untuk menetapkan prioritas keuangan adalah salah satu cara yang dapat membantu memastikan pernikahan yang langgeng dan bahagia. Lalu bagaimana langkah tepat mengatuu atau mengelola keuangan untuk pasangan baru?

Sari Insaniwati, selaku CFP Financial Planner - Mitra Rencana Edukasi pun menjelaskan, setelah menikah pasti terdapat perbedaan dalam mengelola uang maupun mengalokasikan uang. Ada kebutuhan baru yang berbeda dari kebutuhan seseorang saat belum menikah.  

Jika kedua pasangan sama-sama mencari nafkah, tergantung bagaimana kesepakatan pada saat awal menikah, apakah masing-masing memegang gajinya atau suami menyerahkan seluruh gajinya untuk dikelola sang istri. Sebab, banyak yang beranggapan jika uang suami milik istri juga. Yang terpenting perlu ada kesepakatan yang jelas pengeluaran-pengeluaran mana yang masuk budget bersama. Dan mana yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

Sari menambahkan, hal paling utama adalah sama-sama sepakat dengan cara pengelolaan keuangannya, lalu punya tujuan bersama yang ingin dicapai. "Jangan yang satu ingin punya rumah dulu, sedangkan yang lain ingin beli kendaraan dulu," tutur Sari saat dihubungi tim Vemale.com.

Buatlah daftar target keuangan yang ingin dicapai, dan jangka waktunya. Lalu tentukan prioritas mana yang ingin dicapai terlebih dahulu. Kalau perlu, buat rekening bersama untuk kebutuhan tersebut. Jangan lupa untuk menyisihkan anggaran untuk asuransi dan investasi.

Banyak cara untuk mengatur pengeluaran. Pertama, yang harus disiapkan adalah membuat alokasi budget/anggaran. Idealnya, 50% kebutuhan hidup (makan, pakaian, uang sekolah, bayar listrik, transport, dll), 30% cicilan hutang (jika ada), 10% asuransi, dan 10% investasi/tabungan.


"Kita bisa mencatat pengeluaran per bulan atau menggunakan sistem amplop di mana budget tadi dimasukkan dalam amplop terpisah. Kita bisa tahu berapa yang masih bisa dibelanjakan dari sisa uang yang ada di amplop," tambahnya.

Memang lebih baik dengan membuat catatan arus kas (pemasukan dan pengeluaran), tidak harus rumit, cukup untuk tahu kemana perginya penghasilan.

Setiap keluarga punya sistem berbeda, tergantung kesepakatan yang disetujui oleh kedua pasangan. Biasanya keributan terjadi karena ada yang tidak puas dengan pengelolaan keuangan keluarga. Apalagi jika karakternya berbeda, yang satu hemat dan yang lain boros.

Sebaiknya, baik yang single income maupun double income, sisihkan sedikit dana untuk kebutuhan pribadi atau sosial, agar masing-masing bisa tetap punya keleluasaan untuk menggunakan budget tanpa mengganggu pengeluaran keluarga sehari-hari.

Lalu apa tabungan yang cocok bagi pasangan baru? "Bagi pasangan yang baru menikah dan belum punya anak, tujuan keuangannya masih belum banyak. Pastikan dahulu tujuan keuangan dan jangka waktu tujuan tersebut ingin dicapai, baru tentukan produk investasinya," jelas Sari.

Karena relatif baru, maka untuk permulaan bisa memilih produk investasi yang risikonya rendah atau sedang. Selain itu untuk pasangan baru yang punya dana terbatas untuk diinvestasikan bisa memilih produk investasi yang terjangkau seperti,

- Tujuan jangka pendek - Tujuan jangka menengah : RD pendapatan tetap, RD campuran, emas (logam mulia)
- Tujuan jangka panjang > 5 thn : RD saham

Semuanya memang perlu disesuaikan dengan kebutuhan, prioritas, dan rencana yang dimiliki tiap pasangan. Semoga info di atas bisa jadi referensimu, ya Ladies. Mengelola keuangan nggak selalu rumit asal kita bisa membuat perencanaan yang matang.

(vem/asp/nda)
What's On Fimela