Begini Jadinya Jika Kain Batak Disulap Jadi Busana Muslim

Fimela diperbarui 03 Feb 2017, 16:45 WIB

Dunia fashion memang semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu. Salah satu sektor yang paling berkembang adalah busana muslim. Busana muslim kini memang tengah merajai pasaran. Namun bagaimana jika pakaian muslim ini dibuat dari kain khas Batak?

Torang Sitorus pun hadir dengan koleksi 'The Passamot' untuk kali pertamanya menghadirkan koleksi busana muslim yang anggun dan modern. Dengan menggunakan kain kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, yakni ulos passamot.

"Sebelumnya saya tidak memproduksi baju muslim. Tapi berhubung di Medan kelompok hijaber itu luar biasa, saya melihat peluang ini. Saya mau bisnis baju muslim tapi mesti dari tenun," ungkap dia dalam konferensi pers 'Tenoen Etnik' di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Torang menggunakan Ulos passamot terinspirasi dari adat perkawinan Batak, saat orang tua pengantin perempuan memberikan ulos passamot pada orang tua pengantin lelaki sebagai wujud terima kasih telah merelakan anaknya, untuk hidup berdampingan bersama putri kesayangannya. Menurutnya, jika hal ini hanya berputar di adat, maka akan sulit berkembang dan dikenal oleh banyak orang. Itulah sebabnya, dirinya sengaja mengangkat ulos passamot masuk ke industri mode.

16 koleksinya tersebut didominasi dengan warna-warna lembut namun tegas, seperti beige, burgundy, dark grey dan maroon dengan motif yang sangat artistik. Warna dan cutting dalam koleksi 'The Passamot' ini begitu menyatu dalam kesederhanaan dan kesakralan ulos.

"Ulos cenderung keras, tebal dan kaku karena untuk adat. Tantangannya saya harus mengubah kebiasaan itu. Untuk menjadikan ulos sebagai busana ready to wear, saya harus mengubah kebiasaan penenun ulos agar bisa menenun lebih halus," tutup dia.

Selain itu, jilbab yang dipamerkan dalam ajang Indonesia Fashion Week 2017 ialah tudung kepala khas wanita Batak. Wah, tertarik memiliki salah satu kekayaan nusantara ini Ladies?

(vem/asp/ivy)
What's On Fimela