Kisah Mulia Pria Tanpa Lengan Rawat Ibu yang Sudah Tua Renta

Fimela diperbarui 10 Jan 2017, 11:50 WIB

Ibu merupakan sosok yang memang harus dimuliakan dan dirawat dengan baik oleh setiap anak. Tak ada alasan bagi anak untuk bermalas-malasan merawat ibu atau orang tua. Selain perbuatan yang begitu mulia, merawat ibu juga sebagai bentuk kasih sayang anak padanya. Berbicara mengenai anak yang tulus dan setia merawat ibu, kali ini kisah yang begitu mulia sekaligus mengharukan datang dari negeri tirai bambu China.

Dikutip dari laman boldsky.com, seorang pria berusia 48 tahun bernama Chen Xingyin di provinsi Chongqing telah begitu setia merawat dan menjaga sang ibu yang kini berusia 91 tahun. Luar biasanya lagi, Xingyin adalah pria dengan keterbatasan fisik yang cukup serius yakni tidak memiliki kedua lengan. Walau begitu, Xingyin tak pernah putus asa dalam merawat sang ibu, memberikan pelayanan yang terbaik untuknya dan mengurus semua kebutuhannya.



Setiap hari, pria 48 tahun tersebut memasak, pergi ke ladang mencari bahan makanan dan mengurus ternak-ternaknya. Tak lupa, ia juga menyuapi sang ibu yang telah berusia senja, sakit-sakitan serta lumpuh. Dengan keterbatasan fisik yang ia punya, Xingyin tak pernah mengeluh dan putus asa. Ia tak pernah menjadi peminta-minta. Selama ini, untuk mencukupi kebutuhannya dan sang ibu, ia bekerja dengan gigih dan mandiri.



Yang bikin kagum sekaligus bangga, Xingyin tak pernah memarahi atau membentak sang ibu. Pria tersebut memperlakukan sang ibu dengan sangat baik, hormat dan santun. Xingyin mengatakan,

"Aku hanya tidak memiliki tangan. Kondisi fisikku yang lain baik-baik saja. Sejak berusia 14 tahun, aku sudah mampu berkebun, bertani dan beternak. Setelah kematian ayah, kakak meninggalkan kami. Kami harus hidup berdua. Beliau lumpuh akhir-akhir ini. Aku tidak pernah patah semangat. Sebaliknya, aku sangat bersyukur karena masih bisa melanjutkan hidup."


Mengenai tangan Xingyin, keduanya diamputasi saat usianya baru 7 tahun karena kecelakaan. Beberapa tahun kemudian, sang ayah meninggal dunia. Kakak satu-satunya di keluarganya juga pergi meninggalkan Xingyin dan ibunya. Hingga saat ini, sang kakak tidak pernah memberi kabar dan telah putus komunikasi dari mereka.



Meski hanya hidup dengan sang ibu yang telah berusia senja dan diselimuti beragam keterbatasan, Xingyin tetap penuh semangat. Ia senantiasa memperlakukan sang ibu dengan perlakuan terbaiknya. Teruntuk Xingyin, tetap semangat dan semoga hidupmu bersama ibu senantiasa bahagia serta dalam lindunganNya.

Ladies, semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita agar kita tak gampang mengeluh, merasa terluka atau kecewa karena kita menganggap hidup ini tak sebahagia dan semewah orang lain di sekitar kita.

(vem/mim)