Karena keadaan atau keterpaksaan, ada yang pasrah saja ketika dijodohkan atau dinikahkan. Tak ada rasa cinta atau saling suka tapi dipaksa untuk bisa menjalani hidup bersama dalam sebuah ikatan, hati siapa yang tak terluka karena hal ini? Meski memang cinta bisa muncul dengan sendirinya seiring waktu, tapi tetap saja kita tak bisa begitu saja memutuskan untuk menikah sebelum ada kemantapan dalam hati.
Dipaksa menerima seseorang yang belum kita kenal dengan baik akan menghadirkan beban tersendiri. Apalagi jika semuanya serba mendadak, tak ada kesiapan mental dan hati. Rasanya hidup akan terasa makin berat. Membayangkan dirimu akan menghabiskan sisa hidup dengan orang yang masih terasa sangat asing membuat hidup terasa tak berwarna lagi.
Menikah Tanpa Cinta, Godaannya Banyak Sekali
Menikah karena terpaksa atau sekadar, "Ya sudahlah, kami menikah karena sudah dikejar umur," membuat banyak pasangan mengalami goncangan, bahkan di awal masa pernikahan. Banyak sekali godaannya. Mulai dari godaan pihak ketiga yang sangat besar. Bisa dari mantan pacar, atau dari orang baru yang dirasa lebih cocok dan dianggap sebagai jodoh karena tumbuhnya cinta. Juga tekanan dari keluarga dan tuntutan yang begitu berat. Kesetiaan pun akan diuji.
Sering Terjadi Pertengkaran, Bahkan untuk Hal-Hal yang Sepele
Tak ada cinta, seringkali suami dan istri sulit berkompromi. Akhirnya hanya saling bertahan dengan pendapat masing-masing, saling merasa benar. Tak ada yang mau mengalah, akhirnya pertengkaran menjadi makanan sehari-hari. Hidup tidak akan nyaman dengan adanya pertengkaran. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan dan kenyamanan dalam bentuk cinta. Jika cinta itu tidak datang dari pasangan, lalu harus didapat dari mana?
Hari-Hari Terasa Hambar dan Tanpa Makna
Tanpa cinta, segalanya hanya jadi semacam ritual tak bermakna. Suami sekadar bekerja dan memberi nafkah istri. Istri menjalankan perannya hanya sebatas menggugurkan kewajiban. Kamu dan dia akhirnya merasakan ada yang hambar dalam kehidupan sehari-hari. Rutinitas itu dilakukan hanya sebagai melaksanakan kewajiban semata. Yang terasa adalah menumpuknya rasa bosan dan tidak bahagia.
Tak Ada Tanggung Jawab Apalagi Kesetiaan
Tanggung jawab sama sekali tidak ada. Padahal tanggung jawab sangat diperlukan dalam sebuah ikatan pernikahan. Tanggung jawab menjaga perasaan pasangan. Juga tanggung jawab menghadirkan rasa bahagia dan nyaman di dalam keluarga. Memang ada kemungkinan keadaan akan membaik ketika akhirnya cinta bisa bersemi dan tumbuh dengan sendirinya. Tapi jika tidak? Bisa-bisa hanya akan saling melukai satu sama lain.
Pikirkan Juga Soal Anak
Jika sudah memiliki anak, maka pernikahan tanpa cinta yang tidak bahagia akan memberi dampak pada anak. Anak meski masih belia bisa memahami apakah kedua orang tuanya saling mencintai atau tidak. Terlebih anak juga belajar memahami soal cinta yang dimulai dari rumah. Jika pernikahan diisi dengan banyak pertengkaran, anak bisa tumbuh tidak bahagia dan membuat anak bersikap dingin saat dewasa.
Ada tanggung jawab dalam sebuah pernikahan. Menikah pun membutuhkan kemantapan hati dan juga pastinya cinta. Setidaknya sebelum memutuskan untuk menikah sudah bisa memiliki komitmen untuk membangun sebuah ikatan pernikahan yang bahagia.
Semoga pernikahan kita didasari dengan cinta dan tanggung jawab yang kuat, ya. Agar diri kita bisa bahagia dan juga saling membahagiakan satu sama lain.
(vem/nda)