Sambut Tahun Baru & Masa Depan yang Selalu Bikin Penasaran

Fimela diperbarui 31 Des 2016, 11:18 WIB

Tahun akan berganti baru, akankah masa depan yang ada juga akan baru? Walaupun setiap hari adalah hari baru, namun penanda waktu yang disepakati bersama adalah hitungan pergantian tahun. Di pergantian tahun, tidak sedikit dari kita yang akan merayakannya dengan berbagai pesta, upacara maupun perayaan. Tentunya dengan diselingi harapan-harapan baik untuk masa depan yang lebih cemerlang di tahun depan.

Berbagai perkiraan yang berwujud dalam ramalan mengenai kemungkinan masa depan dan kehidupan yang akan datang sepertinya selalu menghiasi pergantian tahun. Ramalan sendiri biasanya menjadi satu hal yang tak jarang dijadikan 'bekal' kepercayaan, penguat keyakinan serta penambah semangat untuk menghadapi kehidupan di masa depan. Walau sebenarnya sebagian orang menganggapnya sebagai perbuatan sia-sia yang dilarang karena mendahului takdir Tuhan, Namun nampaknya tak sedikit orang yang tetap mempercayainya. Ini dikarenakan ada beberapa kejadian yang ternyata sesuai dengan apa yang sebelumnya diramalkan.

Ramalan tentang misteri masa depan memang seringkali terbukti dalam satu hingga beberapa kejadian. Ada yang meramalkannya dengan kalimat-kalimat jelas nan terperinci pasti. Namun ada juga yang menyampaikannya dengan ujaran penuh lambang dan isyarat yang terkadang memiliki makna terselubung untuk ditafsirkan secara tersendiri. Dan setiap orang yang menerimanya harus bermain persepsi, imajinasi, intuisi atau apapun dalam upaya meretas makna dan arti. Makna dan arti dari selarik atau berbaris-baris ramalan yang disampaikan peramalnya dengan maksud dan tujuannya sendiri-sendiri.

Akeh udan salah mangsa (banyak hujan salah musim), akeh prawan tuwa (banyak perawan tua), akeh randha nglairake anak (banyak janda melahirkan bayi), akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne (banyak anak lahir mencari bapaknya), adalah 4 larik dalam sebuah ramalan 'kondang' sepanjang zaman oleh seorang pesohor yang pernah hidup di masa lalu. Seseorang yang terkenal justru karena ramalannya.

Ya, walau sejatinya dia adalah seorang raja yang pernah berkuasa di sebuah kerajaan di Pulau Jawa. Bagi banyak orang, kumpulan ramalannya yang ditulis dengan bahasa susastra, terasa indah di mata dan ritmis jika didengar oleh telinga. Ramalannya juga telah menjadi bahasan dan perbincangan banyak manusia hingga kini. Itu semua tentu karena salah satu ramalannya benar terjadi di dunia nyata.

Dalam beberapa larik lainnya dia meramalkan; Wong ala diuja (Si jahat dimanjakan), wong ngerti mangan ati (orang yang mengerti makan hati), bandha dadi memala (harta benda menjadi penyakit), pangkat dadi pemikat (pangkat menjadi pemukau hati), sing sawenang-wenang rumangsa menang (yang sewenang-wenang merasa menang), sing ngalah rumangsa kabeh salah (yang mengalah merasa serba salah), akeh Bupati saka wong sing asor imane (banyak pemimpin berasal orang beriman rendah), Patihe kepala judhi (wakilnya adalah para 'benggol' judi), wong sing atine suci dibenci (yang berhati suci dibenci), Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat (yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa).

Ada kemiripankah dengan kehidupan saat ini? Secara ramalan, ini dituliskan ratusan tahun lalu kala sang peramal masih menghembuskan nafasnya. Silakan ditafsirkan sendiri, karena ramalan hanya berarti jika terbukti terjadi atau benar-benar dialami. Tanpa keduanya ramalan hanyalah 'rapalan' tak bermakna atau hanya igauan isapan jempol dari orang-orang yang merasa bisa melihat atau memprediksi kejadian ke masa depan.

Banyak lagi hal yang dia sampaikan dalam berbaris-baris kalimat ramalannya. Namun yang unik, di dalam ramalannya pun ternyata dia masih sempat bernasihat. Setidaknya dia menyisipkan optimisme dari berbagai prediksi mengenai realita kehidupan yang begitu memprihatinkan seperti yang dituliskan di sebagian besar ramalannya.

Bejane sing lali, bejane sing eling (beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar), nanging sauntung-untunge sing lali (tapi betapapun beruntung si lupa), Isih untung sing eling lan waspada (masih lebih beruntung si ingat dan waspada).
Eling dan waspada? Mungkin ingat akan umur dan bagaimana memanfaatkan umur dan waspada pada godaan nafsu dunia. Entahlah, namun yang akan selalu menjadi PR bagi kita semua yang masih hidup di saat ini adalah bersiap-siap menghadapi 'terbaliknya zaman' seperti yang dituliskan oleh si peramal dalam kalimat-kalimat akhir ramalannya.

"Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka" (lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman). Terbolak-baliknya jaman? Niscayakah? Apa sih yang mustahil bagi manusia? Manusia dengan segala nafsu, ambisi, keinginan, mimpi dan cita-citanya. Yang kadang membuatnya lupa akan kodrat ciptaan terhadap penciptanya. Hingga hilang akal, hilang kesadaran dan menjadikan hidupnya terbolak-balik dengan sendirinya. Tentunya karena ulahnya sendiri.

Selamat menyambut Tahun Baru, selamat mempersiapkan diri menghadapi 'wolak - waliking' zaman yang akan tiba...atau jangan - jangan malah sedang kita jalani...saat ini. Tapi jangan khawatir, tetap yakin akan kuasaNya agar tak pernah terjebak atau terjerumus pada masa depan yang kelam. Tetap semangat menyambut Tahun Baru dan sambut berbagai pengalaman baik indah maupun susah di masa depan dengan hati yang tenang.

Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom. Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di http://spinmotion.org/.

(vem/mim)
What's On Fimela