Maunya Nikah Cepat Tapi Belum Ketemu Orang yang Tepat, Rasanya...

Fimela diperbarui 02 Des 2016, 11:10 WIB

Sejumlah teman (yang masih single available) beberapa waktu terakhir sering saling curhat. Masing-masing menggalaukan soal hidup dan masa depan mereka. Tak terkecuali soal pernikahan.

Ada yang sudah didesak untuk segera menikah oleh orang tuanya. Bahkan orang tuanya sampai berencana untuk menjodohkannya. Ada juga yang sampai "perang dingin" dengan ibu dan ayahnya gara-gara dipaksa untuk menerima seorang pria yang dijodohkan. Padahal dia sama sekali tidak sreg dengan pria pilihan orang tuanya itu. Ada lagi yang sampai "diultimatum" oleh adik kandung. Si adik meminta kakak perempuannya ini untuk menikah lebih dulu baru dia mau lanjut kuliah lagi.

Setiap wanita yang sudah berusia 20an pastinya akan mengalami banyak sekali kegalauan. Masing-masing punya cerita dan kisah sendiri. Juga menyimpan kegalauan sendiri bila terkait pernikahan.

Mau Dipaksa Juga Hanya Akan Menyiksa
Namanya juga belum menemukan orang yang tepat, mau dipaksa menikah cepat-cepat pun tetap tak akan bisa. Untuk ke pelaminan kan butuh pasangan. Nah, kalau pasangannya saja belum ada, mau gimana dong?

“We cannot decide to love. We cannot compel anyone to love us. There's no secret recipe, only love itself. And we are at its mercy--there's nothing we can do.”
― Nina George, The Little Paris Bookshop


Tak ada yang pernah bisa memprediksi dengan pasti kapan cinta itu akan datang. Perasaan pun tak bisa dipaksa begitu saja. Sekalipun dijodohkan, tetap saja tak bisa begitu saja menerimanya. Ada hati dan perasaan yang ikut terlibat di dalamnya. Mau dipaksa pun, nantinya malah akan berujung menyiksa diri sendiri.

Kita Tahu Menikah Bukan Perlombaan Tapi Tetap Saja...
Sudah sering kita mendengar bahwa menikah bukanlah lomba lari. Bukan urusan siapa yang mencapai garis finish terlebih dahulu. Tapi tetap saja pandangan orang lain seringkali menganggap kita jadi orang yang terlambat bila teman-teman sebaya kita sudah pada menikah. Seolah kita jadi pribadi yang ditinggalkan dan tak dipedulikan lagi. Dan hal ini memang menimbulkan rasa galau sendiri.

Semua Memang Ada Masanya Sendiri
Segala sesuatu ada masa dan waktunya sendiri. Mungkin saat ini kita masih perlu melalui proses pendewasaan diri agar nanti ketika akhirnya cinta datang kita sudah benar-benar siap. Mungkin saat ini memang energi dan waktu kita perlu difokuskan untuk hal lain yang lebih penting. Ada prioritas lain yang perlu diurus. Nanti ketika semuanya sudah beres, barulah kamu akan dibawa untuk menemukan cintamu.

“God will bring the right person into your life at the right time. Always believe that! If they are not there, God isn't finished yet!”
― Shannon L. Alder


Galau Itu Boleh-Boleh Saja Kok Asal Nggak Berlebihan
Mungkin pesan yang satu ini agak klise tapi bersabarlah, Ladies. Galau itu wajar-wajar saja. Hal yang lumrah ketika kamu merasa cemas akan hidup dan masa depanmu. Karena memang kamu peduli dengan hidupmu dan kebahagiaan orang-orang di sekitarmu. Tapi jangan sampai rasa galau menelan dan menguasai diri kita. Jangan sampai kita malah mengabaikan hal-hal penting dalam hidup hanya karena kebanyakan galau.

Semoga yang hatinya masih galau segera kembali diberi ketenangan dan kesabaran lebih. Ini memang jadi ujian tersendiri untukmu. Yang bisa kita lakukan pun tak lebih adalah berusaha untuk mengatasi dan melewati semuanya. Dengan begini, akhir yang indah akan menanti kita.



(vem/nda)