Ketika Semuanya Berlalu Cepat Sementara Kamu Jalan di Tempat

Fimela diperbarui 03 Des 2016, 12:40 WIB

“Wah, si itu sudah menikah.”

“Eh, si dia sudah punya dua anak.”

“Keren ya, mereka sudah pada lanjut kuliah S2.”

“Nggak nyangka, kariernya si dia makin bersinar saja.”

Ladies, pernah nggak kamu membanding-bandingkan dirimu dengan teman atau orang lain? Tak bisa dipungkiri kalau perubahan akan terus terjadi dalam hidup. Masing-masing orang berjalan di atas pilihannya sendiri. Nasib dan takdir pun akan bakal berbeda satu sama lain.

Hingga pada suatu titik kita merasa bahwa semuanya berjalan terlalu cepat. Sementara kita? Kita masih saja jalan di tempat. Masih melakukan hal yang itu-itu saja. Tidak ada (atau lebih tepatnya belum ada) perubahan yang signifikan. Malah rasanya segalanya jadi mulai terasa membosankan. Ah, kalau sudah begini apa yang harus kita lakukan?

Keluar dari Zona Nyaman dan Melakukan Sesuatu yang Baru

Mungkin ini memang saatnya kita keluar dari zona nyaman. Lalu melakukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang memberi warna baru dalam hidup. Sampai kapan mau jalan di tempat? Sementara yang lain sudah makin melesat dengan kehidupannya masing-masing. Pastinya kita akan merasa takut dan cemas. Keluar dari zona nyaman artinya mengambil risiko yang baru. Sudah siapkah kita menghadapi risiko itu nantinya?

“The mystery of human existence lies not in just staying alive, but in finding something to live for.”

― Fyodor Dostoyevsky, The Brothers Karamazov

Terlalu Sering Membanding-Bandingkan Diri dengan Orang Lain Cuma Bikin Tambah Galau

Ngaku deh berapa waktu yang sudah kita habiskan di media sosial dan stalking akun teman atau orang lain? Berapa banyak waktu yang terbuang untuk membandingkan diri dengan orang lain? Dan apa yang kita dapat dari semua itu? Makin galau atau justru tambah termotivasi melakukan sesuatu? Bagaimana pun seringkali rumput tetangga terlihat lebih hijau daripada rumput di kebun sendiri. Bakal nggak sehat kalau lebih sibuk memperhatikan hidup orang lain. Lebih baik fokus sama hidup sendiri saja.

“The purpose of life is not to be happy. It is to be useful, to be honorable, to be compassionate, to have it make some difference that you have lived and lived well.”

― Ralph Waldo Emerson

Temukan Tujuan Hidupmu yang Seutuhnya

Sungguh ini pertanyaan sulit. “Apa tujuan hidupmu?” Pertanyaan yang satu ini mudah sekali dilontarkan. Tapi mencari jawabannya bisa bikin bingung sendiri. Mulai dulu dari apa yang ingin kamu raih di hidup ini. Kemampuan dan potensi apa yang sekiranya bisa kamu gunakan untuk menjadikan hidupmu ini istimewa. Juga, nantinya kalau kamu sudah tua, kira-kira apa yang bakal membuatmu terus tersenyum dan tak menyesali semua yang terlewat.

Yuk, Ladies kita jadikan hidup kita lebih baik lagi. Tak perlu gampang iri dengan kehidupan orang lain. Siapa tahu orang-orang tersebut sebenarnya telah melewati ujian yang panjang hingga bisa sesukses sekarang. Hanya saja mereka tak mengeluh. Keep up your fighting spirit!

(vem/nda)