Melalui Ujian Kesabaran Itu, Kini Kumantap Memilihnya Jadi Imamku

Fimela diperbarui 26 Nov 2016, 10:20 WIB

Memutuskan untuk mengakhiri masa lanjang terkadang tak semudah membalikkan telapak tangan. Menikah jelas butuh pertimbangan yang matang. Karena dalam keputusan ini kita juga harus sudah siap lahir batin membangun rumah tangga bersama seseorang yang jadi pilihan hati kita.

Dalam perjalanan cinta hingga menuju ke pelaminan, pasti ada ujian dan berbagai gejolak yang terjadi. Bahkan bisa ada air mata dan juga luka yang harus dirasa agar bisa mencapai akhir kisah yang indah. Hal inilah yang dirasakan oleh Riska Herliafifah atau yang lebih akrab disapa Ica. Ia menceritakan kisahnya bertemu dengan seorang pria bernama Hanif. Sebuah kisah yang berawal dari pertemuan pada tahun 2010 dan sangat berkesan.

"Memasuki tahun 2012 tepatnya bulan Juni, dia dengan tiba-tiba memberi pernyataan untuk menemaninya. Tak kusangka arti dari menemaninya itu yah menjadi pacarnya, karena kupikir menemani itu yah untuk menemaninya pergi. Ternyata aku salah.

Akhirnya aku pacaran sama dia tanpa proses yang namanya PDKT karena memang sudah menjadi teman dekat. Jadi mikir, padahal dia sukanya sama orang lain, lah kenapa pacarannya sama aku. Yah, namanya jodoh mahtidak ada yang tahu, bisa datang kapan saja, di mana saja, dan pada siapa saja.

Setahun berjalan, ia membuktikan bahwa dia adalah pasangan yang terbaik yang dikasih sama Tuhan buat aku. Kami juga sempat merasakan LDR, karena dia dulu seniorku otomatis dia lulus dan kerja duluan. Kerjanya di Jakarta jadi kita LDR-an. Sempat jadi masalah sih karena dulu kan pas kuliah kita ketemu setiap hari, eh ini harus sebulan sekali karena aku di Bandung dan dia di Ibukota.

Akhirnya, waktu aku lulus aku nyusul ke Jakarta karena dapat kerja di sana juga. Sayangnya, di tahun ketiga itu aku dan dia harus berjalan masing-masing karena keegoisan dan keras kepalanya kami, jadi tidak ada yang mau kalah.

Yah namanya putus cinta, pasti galau dong ya. Setahun setelah itu. Kami ketemu lagi, walau tidak ada kata balikan tapi kami mengikuti alur yang menyiratkan kalau aku dan dirinya kembali seperti dulu lagi, kembali di hari-hari indah kita.

Dan, aku pun bilang nggak mau sekadar pacaran karena capek bolak balik mulu, capek dengan masalah yang tidak terlalu penting. Ternyata memang dia niat serius, bisa dibilang ini pertemuan dengan kondisi yang lebih baik. Enggak sekeras kepala dulu. Akhirnya pada November 2016 aku pun dilamar olehnya.

Aku kini yakin bahwa laki-laki yang bersamaku sekarang diciptakan Tuhan untuk selalu menemaniku. Setelah lama terpisah, lalu bertemu lagi untuk saling memaafkan, aku yakin untuk akhirnya memilih dia menjadi imamku."

Kalau sudah jodoh memang nggak kemana, ya Ladies. Kita doakan mereka berdua bisa bahagia selamanya dalam bahtera pernikahan yang mereka bangun.

(vem/asp/nda)