Mendongeng Bukan Sekadar Cerita, Dia Penghubung Jiwa Kamu & Anak

Fimela diperbarui 11 Nov 2016, 13:28 WIB
Mom, waktu kamu kecil paling suka diceritakan kisah apa? Tarik kembali deh memori indah itu. Apa yang kamu ingat kala Ibu bercerita soal dongeng yang kamu gemari? Daya khayal kamu meledak, rasa penasaran meningkat, dan yang pasti pengetahuan kamu jadi bertambah.
 
Sayangnya momen mendongeng itu nyaris dilupakan karena adanya perkembangan teknologi. Terkadang kita jadi lebih suka memberikan gadget dan membiarkan anak tertidur memandangnya. Bukannya men-judge Mom, tapi cobalah sesekali luangkan waktu untuk bercerita kepadanya.
 
Dongeng itu penghubung antar-generasi. Ibu dan anak bisa terhubung dalam suatu kisah tak nyata namun mengikat jiwa. Lihat saja bagaimana cerita Arnellis --wanita pendongeng yang ekspresif dalam menyampaikan cerita pada anak-anak. 
 
Arnellis mengisi acara dengan membawakan dongeng yang berisi tokoh bernama Sawerigading dalam Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) di Museum Nasional, Jakarta, pada 5 – 6 November 2016. Selepas turun dari panggung, ia dihampiri seorang ibu yang ingin tahu mengenai nama tokoh tersebut.
 
"Dia mendengarkan cerita sungguh-sungguh sampe dia crosscheck cerita Phinisi di internet," ujar Arnellis yang menceritakan "Asal Mula Phinisi" dalam FDII 2016.
 
"Anak-anak datang bersama orangtua, anak dan bahkan orangtua juga ikut seseruan. Membuktikan bahwa dongeng bisa dinikmati siapa saja," jelasnya lagi pada kru vemale.com.
 
 
Ditambahkan Najeela Shihab, sebagai pemerhati pendidikan, mengenai "khasiat" lain dari dongeng. "Dongeng adalah sarana termudah yang dapat membantu orang tua mengembangkan imajinasi serta di waktu yang bersamaan membangun karakter anak melalui pesan yang disampaikan dari cerita dongeng."
 
"Warnamu Bagus,Tapi Rasamu Enak?"
 
Salah satu kisah dongeng yang menarik perhatian dalam FDII 2016 adalah “Warnamu Bagus,Tapi Rasamu Enak?”.Kisah ini menekankan pentingnya memakan sayur dan buah-buahan bagi anak-anak Indonesia. Pesan yang ingin disampaikan adalah mengenalkan sayur dan buah agar anak menjadi lebih tertarik untuk mengonsumsinya.
 
"Pertumbuhan seorang anak yang baik dimulai dari pemberian asupan nutrisi yang tepat, namun juga diperlukan pendampingan orangtua selama masa tumbuh kembang anak. Salah satu pedampingan dapat dilakukan melalui dongeng, orangtua dapat mengajarkan pola hidup sehat dengan cara yang sederhana serta mudah dipahami oleh anak sedari usia dini," kata Head of External Communication ELN Indonesia, Fauziah Syafarina Nasution.
 
Selaras dengan itu, Ariyo Zidni selaku Direktur Festival Dongeng Internasional Indonesia 2016, menyatakan pesan kesehatan memang lebih mudah ditangkap anak melalui dongeng. "Termasuk soal nutrisi yang akan lebih mudah diterima anak-anak melalui dongeng," kata Ario.
(vem/yel)