Andai Aku Wanita Pertama di Hatimu, Bolehkah Kugantikan Istrimu?

Fimela diperbarui 04 Nov 2016, 10:30 WIB

Cinta mungkin memang buta, terkadang kamu tak akan bisa lagi membedakan mana yang benar dan salah. Hanya karena jatuh cinta, orang bisa melupakan apa saja, termasuk batasan untuk tidak mencintai suami orang.

Bagi wanita lajang usia dewasa dan sudah bekerja, apalagi tuntutannya jika bukan menikah? Sudah banyak yang bertanya sana-sini "Kapan nikah?" atau "Kapan nih dikenalin calonnya?" Tapi orang tak sadar bahwa terkadang pertanyaan itulah yang justru menjerumuskan. Menjerumuskan kita, yang wanita lajang, untuk bersikap terburu-buru, menemukan pasangan.

Pada akhirnya, tanpa sengaja, kita terjebak dengan cinta yang salah, mencintai suami orang. Seorang teman bercerita, bahwa ini adalah pengalaman yang tak enak sama sekali. Lebih banyak pahit ketimbang manisnya. Hatimu memang berbunga-bunga, tapi sedetik kemudian kamu akan dihantui dengan rasa bersalah.

Saat kamu bertemu dengannya di kantor setiap hati, menjadi rekan se-tim dan hampir ke mana-mana bersama karena tuntutan pekerjaan. Kamu mengenalnya lebih dekat, kamu melihat wajah dan senyumnya setiap hari, terlebih lagi jika ia memberikan perhatian-perhatian kecil yang justru menimbulkan salah paham.

Pada awalnya kamu akan merasa ia hanya perhatian dan peduli sebagai rekan kerja, tapi kemudian kamu berpikir 'apa mungkin dia suka sama aku? Kenapa sepertinya beda ya?' Perlahan tapi pasti, ada benih cinta yang tumbuh, apalagi ketika dia tidak mengelak hal itu dan justru memperjelas perasaannya.

Dalam waktu singkat kamu sudah jadi selingkuhan orang. Oh, betapa ini tak pernah terbayangkan sama sekali olehmu, jadi SELINGKUHAN. Dulu kamu akan selalu membenci kata ini, tapi justru kata itulah yang saat ini melekat padamu. Dia selalu bersikap manis dan memujamu, memberimu hadiah dan meluangkan waktu untuk makan bersama.

Kamu menyukai setiap apa yang dilakukannya untukmu. Tapi bagaimana pun, ia akan selalu pulang ke rumahnya, kembali ke istri dan anaknya. Sungguh, ingin sekali menampar wajahnya, marah dan berteriak di depannya, tapi kamu tak kuasa. Kamu hanya bisa diam, menahan hal itu, menangis diam-diam saat sudah di rumah. Karena bagaimana pun, kamu hanya selingkuhan.

Ada yang salah dengan hati, mengapa harus mencintai orang seperti ini? Apa yang kamu inginkan hanyalah cinta yang normal, yang tak harus sembunyi-sembunyi, pria yang bisa kamu miliki sepenuhnya. Yang hanya mencurahkan perhatian dan waktunya untukmu.

Teman saya pada akhirnya hanya bisa pasrah. Sangat sulit lepas dari pria yang adalah 'suami orang' ini, apalagi satu kantor. Ia bertekad meninggalkan pria tersebut berkali-kali tapi niat itu selalu luntur, hilang dibawa angin, ketika mereka sudah bertemu. Katanya, "Aku masih cinta".

"Pernahkah kamu jatuh cinta? Mengerikan bukan? Ini membuatmu sangat ringkih. Ini membelah dada dan membuka hatimu, dan ini berarti seseorang bisa masuk ke dalamnya dan mengacaukan segalanya." -Neil Gaiman, The Sandman-

Entah seperti apa kisah cintanya akan berlanjut. Sepertinya ia memilih tak peduli lagi, tak peduli apa kata orang, tak peduli dia suami orang, tak peduli dia dicap seperti apa nantinya, dan lain sebagainya. Ia hanya ingin menikmatinya dan merasa bahagia. Saat ini, ia hanya ingin merasakan cinta.

(vem/feb)