Awas, Sering Marah Meningkatkan Risiko Jantung & Stroke

Fimela diperbarui 28 Okt 2016, 12:30 WIB

Marah adalah suatu kondisi yang dijamin pasti pernah dialami oleh setiap orang. Marah sendiri bisa terjadi karena banyak hal. Pada dasarnya, marah merupakan suatu hal yang wajar dialami setiap orang. Tapi, walau marah adalah suatu hal yang wajar, disarankan agar kita tidak menjadi pribadi pemarah yang sering marah-marah dan emosi juga naik darah. Kenapa? Dikutip dari laman asiantown.net, menjadi pribadi yang sering marah dikatakan sangat rentan berisiko terhadap serangan jantung dan stroke.

Para ahli mengungkapkan jika emosi yang sering kali meluap-luap bisa membuat hormon dalam tubuh berubah. Ini, juga sering kali berpengaruh pada kesehatan tubuh. Naomi Wilkinson, seorang ahli kesehatan mengungkapkan jika sering marah tak hanya meningkatkan risiko jantung dan stroke saja. Lebih jauh, sering marah juga memungkinkan seseorang mengalami pendarahan otak, infeksi saluran kandung kemih hingga menyebabkan kelelahan jangka panjang.

Sebuah penelitian yang ada di Kanada dan dipublikasikan di jurnal Circulation melaporkan bahwa semakin sering seorang merasa marah dan kesal, ini bisa meningkatkan risiko jantung dan stroke hingga 80 persen. Dr Andrew Smyth dari McMaster University mengungkapkan bahwa rasa khawatir dan emosi akibat marah juga kesal bisa menyebabkan tersumbatnya aliran darah menuju jantung. Ini juga menyebabkan aliran darah ke otak tersumbat bahkan pecah. Oleh karena itu, para ahli sangat menyarankan agar setiap orang mampu meredam kekesalannya dan membuat perasaannya senantiasa bersabar.

Seseorang yang sering dan suka marah, disebutkan tak hanya berisiko terhadap stroke dan jantung saja. Peneliti mengungkapkan bahwa seseorang yang suka marah akan lebih berisiko meninggal di usia muda. Penelitian yang dipublikasikan di European Heart Journal menemukan bahwa orang-orang yang sering marah kemungkinan meninggal muda lebih banyak dibandingkan dengan orang-orang yang senantiasa sabar dan menjaga emosinya agar tetap stabil.

Dr Fairuz Awenat, seorang konsultan psikolog klinis di Rumah Sakit Priory Cheadle Royal, Cheshire mengatakan, "Ketika marah, hormon dalam tubuh berubah. Ini juga menyebabkan adrenalin dalam tubuh meningkat, detak jantung semakin cepat, tekanan darah meningkat dan suhu tubuh meningkat. Saat semua hal meningkat secara mendadak, ini akan menyebabkan tubuh kurang sehat dan berisiko terhadap berbagai penyakit berbahaya seperti jantung dan stroke. Ini juga bisa membuat usia seseorang semakin pendek. Sebenarnya, efek buruk marah hampir sama dengan stres dan depresi."

Sementara itu, agar kita semua terhindar dari risiko jantung maupun stroke dan sejenisnya, para ahli sangat menyarankan agar kita senantiasa bersabar. Para ahli juga menyarankan agar kita selalu berusaha tenang dan tak mudah terpancing emosi juga kemarahan. Semoga, informasi ini bermanfaat dan kita semua bisa menjadi seseorang yang senantiasa sabar juga sehat

(vem/mim)
What's On Fimela