Untuk Apa Mengejar Pujian Cantik? Ladies, Kita Semua Cantik..

Fimela diperbarui 28 Okt 2016, 11:44 WIB

Seringkali kita merasa tidak cantik karena ocehan dan hinaan orang lain. Padahal, semua wanita itu cantik, namun tak semua orang bisa melihatnya. Jadi, tak perlulah mengejar pujian cantik yang hanya terpaku pada fisik, sebab semua wanita itu cantik, seperti kisah sahabat kami untuk Lomba Menulis #MyBodyMyPride.

***

Dear sahabat vemale, berikan aku kesempatan untuk menuturkan sedikit kisah yang pernah aku alami secara pribadi, aku harap setelah sahabat pembaca selesai membaca, sahabat semua bisa menyayangi diri sendiri lebih banyak.

Perkenalkan aku si kecil berkacamata, memiliki tubuh kurus, pendek, lengkap dengan kulit gelap, dengan susunan gigi yang tak rata, sanggup menjadi bulan-bulanan teman teman sekolah. Sedari sekolah dasar celaan ini sudah biasa ku dengar, hingga SMP dan SMA hal ini makin menjadi jadi, ungkapan seperti :

“Yang suka sama kamu siapa pendek?”

“Dasar badan rata, triplek!”,

“Gigi kamu jelek banget sih!”

“Alis kamu aneh,

“ Eh si jerawatan, pakai kacamata pula, yang mau sama kamu siapa?”

Kira-kira begitulah yang banyak dilontarkan dari orang-orang sekelilingku, entah itu teman, kenalan baru, sampai keluarga sendiri mengomentari segala kekurangan tentang rupa yang kumiliki. Celaan itu akhirnya berujung pada tingkat kepercayaan diriku yang menurun drastis, disadari atau tidak aku sangat malu jika harus berbicara di depan umum, tidak suka diperhatikan, malah sangat malu jika harus berdandan, seolah segala hal yang aku pakai tidak akan pernah mengubahku seperti perempuan lain yang memiliki badan tinggi, kulit mulus, terang, tanpa jerawat, dengan gigi rapi bak bulir jagung.

Hal ini semakin membuatku minder di saat diriku harus kuliah di jurusan yang menuntut penampilan, maka semakin minderlah aku. Bahkan aku berpikir “Tuhan sedang lelah saat menciptakanku, sehingga rupaku tidak akan pernah seperti yang lain”. Keterpurukanku semakin menjadi-jadi saat kuliah, di saat yang lain menunjukkan tanda pubertas yang selesai dengan sempurna dan membuat mereka berubah jadi lebih cantik, aku hanya bisa berdiam diri di kamar, karena tidak ada yang akan berubah pada diriku.

Sampai aku berpikir bagaimana cara agar aku menjadi cantik, dari segala jenis perawatan ku coba, olahraga, segala cara, agar aku bisa terlihat tinggi, berisi, dan tanpa jerawat, namun akhirnya semua sia-sia, tidak ada yang berubah dari diriku, dan aku menyerah. Istilah cantik tidak akan pernah tersematkan pada diriku.

Karena hal inilah aku sangat membenci cermin dan ucapan cantik

Namun semua berubah. Di saat aku mulai lelah dengan keinginan menjadi cantik seperti orang lain dan merenung, ternyata pada kenyataannya, semua orang sedang berlomba-lomba menjadi cantik, seolah olah semua perempuan tidak akan rela jika jerawat muncul di wajah, malah ada seorang temanku yang rela suntik vitamin C untuk membuat kulit gelapnya menjadi terang, agar ia “diterima” di zaman sekarang.

Dan aku lelah, aku sampai di satu titik dimana aku melihat bahwa:

Menjadi cantik tidak akan pernah ada habisnya, karena ukuran cantik berbeda pada setiap perempuan, sama seperti kita tidak bisa menyamakan cantik pada pohon kaktus dengan bunga mawar, karena mereka berbeda.

Aku akhirnya bisa menerima bahwa cantik tidak bisa disamakan dalam satu kategori, tidak bisa dilihat dari hanya kontes kecantikan di TV, lalu menjadikannya standar, aku akhirnya bisa..

“Menerima dan mencintai diriku sendiri”

Aku akhirnya bisa menerima jerawat di wajahku, dan gigiku yang tidak teratur, atau badanku yang kurus tak berisi dan pendek, aku mulai mengerti bahwa kita semua membawa ciri khas yang berbeda-beda.

Karena percayalah, kamu, aku dan kita semua perempuan membawa kecantikan dalam ciri khas kita masing-masing, karena cantik adalah pesona yang keluar dari diri kita, di saat kita menerima diri kita apa adanya, dan merawat apa yang Tuhan berikan dengan baik, sebagai bukti syukur atas anugerah yang diberikan.

Seperti apapun kita, akhirnya aku menyadari bahwa tidak perlu banyak usaha menyakitkan dan melelahkan untuk dibilang cantik oleh orang lain, karena cantik adalah pesona yang keluar saat raga dan rupa kita. Cantik itu makin sempurna rasa yang keluar dari jiwa kita lebur tak terkira dalam bentuk syukur atas semua karunia-Nya.

Mengutip apa yang dikatakan Lupita Nyong’o

“You can’t eat beauty, it doesn’t sustain you. What is fundamentally beautiful is compassion for yourself and those around you. That kind of beauty enflames the heart and enchants the soul”

Jadi sahabat vemale

Don’t be beautiful, you already in it!

 

(vem/yel)