Matanya memicing melihat lensa kamera, mata tuanya sepertinya tak lagi awas melihat hasil jepretannya. Pak Nasrul namanya. Umurnya memang sudah 76 tahun, tapi semangat kerjanya tidak bisa dikalahkan oleh fisik rentanya.
“Saya sudah dua puluh tahun merantau dari Padang (Sumatera Barat). Dulu saya tinggal di sekitar Danau Singkarak, Gunung merah-gunung putih,” cerita Pak Nasrul dengan bahasa Indonesia bercampur Padang saat bertandang ke kantor Kapanlagi Networks pagi ini, Selasa, 25 Oktober 2016.
Awalnya, Pak Nasrul sedang menjajakan jasa fotonya di sekitar Mal Ambasador, lalu salah satu kru sales Kapanlagi Networks mengajaknya berkunjung ke kantor kami. Di sini, Pak Nasrul mengambil foto para pegawai secara bergantian.
Sesekali terlihat tangan beliau gemetar menahan beratnya kamera. Terkadang, secara tak sengaja tombol foto tertekan, karena Pak Nasrul tidak bisa menahan gemetar jari-jemari tuanya.
Sambil mengambil foto, ia bercerita tentang kegiatannya sehari-hari. Bahwa di umurnya yang tak lagi muda, ia harus berjalan menjajakan jasa fotonya dari Pasar Rumput ke sepanjang jalan Rasuna Said, Kuningan. Jarak yang cukup jauh, apalagi dengan kondisi fisik beliau yang sudah menua.
Terkadang cerita yang disampaikan terdengar berputar-putar, bisa jadi karena kepikunan telah melanda Pak Nasrul. Ia juga terkadang sulit berbahasa Indonesia dan berkomunikasi dengan bahasa Padang. Meski demikian, Pak Nasrul tidak segan bercerita.
Hanya sekitar 30 menit Pak Nasrul mampir ke kantor kami, tapi kesan yang ditinggalkan cukup mendalam. Bagi saya pribadi, beberapa kali saya menahan diri untuk tidak meneteskan air mata saat melihat Pak nasrul. Alasannya sederhana, saya ingat ayah saya (yang belum setua itu) di rumah. Membayangkannya harus bekerja di usia seperti itu, rasanya saya tak sanggup.
Tapi melihat semangat Pak Nasrul di tengah keterbatasannya, membuat saya merasa sangat beruntung, sekaligus malu. Malu jika terlalu banyak mengeluh, malu jika cepat menyerah, malu saat merasa malas padahal jika dibandingkan dengan Pak Nasrul, Tuhan melimpahkan saya nikmat yang banyak.
Buat saya, pagi ini mengubah pandangan saya tentang hidup. Menyerah tidak akan lagi jadi pilihan saya. Karena jika kita belajar dari kisah Pak Nasrul, selama otak masih bisa berpikir dan raga masih kuat menopang, tak ada alasan untuk berhenti. Lagipula saya percaya, Tuhan pasti mau membantu mereka yang terus berusaha.
Well, it’s good to share :)
(vem/yel)