Sejak Awal Dia Bukan Milikmu, Jadi Buat Apa Menangisinya?

Fimela diperbarui 26 Okt 2016, 13:00 WIB

"Buruan move on!"
"Sudah deh jangan mengingatnya lagi."
"Jangan cengeng, dia memang bukan yang terbaik untukmu."

Sering mendengar kalimat-kalimat seperti itu saat kamu baru patah hati? Orang-orang di sekitarmu menyuruhmu untuk move on. Mereka menyemangatimu untuk melupakan yang telah lalu. Tapi ya bagaimana ya kadang urusan hati itu sangat rumit dan tak bisa dengan gampangnya diatur-atur.

Ketika seseorang yang begitu kamu cintai ternyata malah memilih pergi, hatimu pasti terasa begitu pedih. Dunia dan seisinya seolah tak adil untukmu. Kamu dibuat menderita dan menangis seorang diri menghadapi luka itu. Hanya saja sadarkah kita kalau cara terbaik untuk berdamai dengan yang telah lalu adalah menerima kenyataan yang ada?

Sejak Awal Dia Memang Tak Pernah Jadi Milikmu
Selama ini yang kamu miliki hanya ilusi dan obsesi tentang dirinya. Bukan memiliki dirinya seutuhnya. Bahkan kamu tak pernah sekalipun berhasil menyentuh hatinya. Jadi jangan sampai kamu membuang waktu, energi, dan air matamu untuk sesuatu yang sebenarnya tak pernah ada. Kenyataan ini memang pahit, tapi justru dengan begitu kamu bisa lebih tegar menjalani semua.

Dari Luka Itu Kamu Jadi Lebih Kuat
Hanya orang-orang yang berhasil menyembuhkan sebuah luka yang akan jadi lebih kuat. Mereka yang berhasil menaklukkan sebuah kesedihan akan tumbuh jadi lebih tegar. Berhasil melewati badai maka kita tinggal menikmati indahnya pelangi. Menangis dan bersedih boleh saja tapi setelah itu ya sudah.

“Letting go doesn't mean that you don't care about someone anymore. It's just realizing that the only person you really have control over is yourself.”
― Deborah Reber, Chicken Soup for the Teenage Soul


Setidaknya Kini Kamu Sudah Tahu Dia Bukan yang Terbaik
Meski mungkin sudah terlanjur terluka tapi setidaknya kini kamu sudah tahu jalan mana yang harus kamu ambil. Kini kamu akhirnya tahu kalau dia bukan yang terbaik untukmu. Kamu berhak mendapatkan seseorang yang lebih baik. Jadi? Saatnya untuk membuka hati yang baru. Menemukan lagi cinta yang baru dan lebih baik lagi.

Hatimu Terluka Tapi Selalu Ada Kesempatan untuk Menatanya
Menyembuhkan hati yang terluka selalu butuh waktu. Menata kembali kepingan hati yang terluka tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi kita selalu punya kesempatan melakukan yang terbaik. Bahkan yang sering tak kita sadari adalah bahwa di dalam diri kita selalu ada kekuatan dan ketegaran yang luar biasa.

Jadi, sudah siap untuk melangkah kembali ke depan Ladies? Semoga semua luka dan rasa patah hati itu nantinya terbayar dengan akhir yang indah untuk kisah cintamu, ya.
(vem/nda)
What's On Fimela