Aku Bahagia Bertubuh Gendut, Bisa Menikah dan Punya Anak Kembar

Fimela diperbarui 13 Okt 2016, 13:50 WIB

Pernahkah merasa nggak percaya diri dengan ukuran dan bentuk tubuh? Atau merasa minder karena bertubuh gendut dan lain dari teman-teman lainnya? Tapi ternyata orang yang bertubuh gendut pun masih bisa bahagia dengan caranya sendiri, seperti kisah yang dialami salah satu sahabat Vemale ini untuk Lomba Menulis #MyBodyMyPride.

***

Aku terlahir dengan berat yang cukup ideal dan sampai masa sekolah dasar pun badanku masih sewajar teman-temanku yang lainnya. Namun, setelah masa haid ku datang, berat badanku terus naik. Sampai pada masa SMP dan SMA, aku sering dibilang gendut. Tak hanya gendut, aku juga memiliki kulit yang cukup gelap dan kadang omku (adik ibuku) sering memanggilku dengan sebutan “geseng” (baca: gosong) atau sepupu-sepupuku yang sering memanggilku “cemeng” (baca: hitam).

Tapi aku beruntung karena memiliki ibu dan bapak yang The Best Parents banget, karena mereka selalu bilang “Kamu nggak cantik nggak apa-apa, asal kamu pinter dan baik sama orang pasti kamu punya banyak teman." Kata-kata itu yang membuatku selalu percaya diri dan sebutan dari om dan sepupuku itu aku anggap sebagai panggilan sayang untukku karena memang kami sangat dekat. Dan satu lagi yang membuatku senang berbadan gendut karena ibuku memang suka punya anak gendut. Hehehehe.

Aku tumbuh menjadi anak tomboy yang selalu memakai celana model cowok dan kemeja cowok atau kaos oblong. Sepatu yang kugunakan pun lebih sering bermodel kets karena menurutku lebih nyaman. Satu lagi ciriku, kalau memakai pakaian pasti aku masukkan ke dalam celana. Aku tak peduli orang menyebut jelek atau kelihatan gendut atau apalah, karena menurutku style-ku rapi.

Sampai saat aku kelas 3 SMA aku sangat bersemangat untuk mewujudkan cita-citaku dari kecil yaitu menjadi POLWAN. Kenapa POLWAN? Karena aku melihat bapak yang seorang POLRI itu mengagumkan. Namun, ternyata untuk merealisasikannya, kendala paling berat adalah OVER WEIGHT alias kegendutan. Akhirnya, saat itu aku mengikuti program diet habis-habisan. Dari mulai pergi ke dokter untuk memulai program, makan sehari 2 kali dan sekali makan hanya 5 sendok nasi, no ice, no sugar, no chocolate, no snack. Huaaaaaa....

Tak hanya itu loh, aku juga menjalani terapi akupuntur dan juga olahraga setiap hari. Dan mengejutkan memang dari 70 kg bisa menjadi 60 kg. Setidaknya sudah proporsional dengan tinggi badanku dan sudah memenuhi syarat untuk mendaftar POLWAN.

Namun, Allah SWT menghendaki lain. Saat tes administrasi POLWAN aku lolos. Di saat bersamaan, aku diterima di sebuah universitas ternama di Yogyakarta melalui program Seleksi Bibit Unggul dan ibuku mengatakan, “Ambil yang udah di depan mata aja."

Singkat cerita, aku kuliah di universitas tersebut dan melupakan dietku. Style-ku tetap stlye tomboy dan fakultasku pun tetap fakultas tomboy, yaitu teknik. Sampai akhirnya aku lulus. Syukurlah, sebelum lulus aku diterima di perusahaan tambang BUMN di Belitung.

Kemudian aku menikah dengan orang asli Belitung yang menurutku bertubuh proporsional dan lumayan ganteng pada April 2012. Agak heran sih kok mau ya dia sama aku? Apalagi kalau ingat pertama kali ketemu, aku dengan style-ku pakai kemeja dimasukkan dalam celana cowok dan kata suamiku, "Tinggi banget ikat pinggangnya kayak Jojon." Tapi, itu yang membuat penilaian tersendiri dari suamiku, karena katanya aku beda dari cewek yang lain. Hahahaha ya iyalah orang udah item, jelek, dan gendut lagi.

Dan hikmah dari gendutnya aku adalah ketika Oktober 2012 saat aku mendapatkan dua garis di testpack dan kemudian dilanjutkan dengan USG di dokter kandungan ternyata eh ternyata ada dua kantong janin di rahim ku. Dan taraaaa! Luar biasa, puji syukur kehadirat-Mu aku mendapatkan anak kembar yang memang diinginkan oleh suamiku sejak kami berpacaran.

Mulanya dari keluargaku menyangka keturunan kembar dari keluarga suamiku. Dan dari keluarga suamiku menyangka keturunan kembar dari keluargaku. Ternyata, setelah ditanyakan pada keluarga kami berdua, tidak ada keturunan kembar di keluarga kami. Dan dokter mengatakan Kembar ini bukan kembar keturunan karena ini dua kantung asal nya dari 2 sel sperma dan 2 sel telur. Dan sangat dimungkinkan ini karena ibunya besar alias gendut.

April 2013, seminggu setelah 1st anniversary kami mendapatkan kado terindah yaitu 2 bayi, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Luar biasa, alhamdulillah. Sekarang usia anak kembarku Fatan dan Fatin sudah 3 tahun 5 bulan. Dan kebetulan namanya juga berhubungan dengan gendut, Fat-an dan Fat-in. Fat kan gendut ya? Hehehehe nggak ding. Nama itu pemberian dari ibu dan bapakku karena mereka luar biasa bahagia karena putri tunggalnya bisa kasih 2 cucu sekaligus, cewek dan cowok lagi.

Dan, sekarang yang gendut bukan cuma aku loh. Suamiku juga gendut. Fatan juga. Kalau Fatin nih lebih kaya ibuku yang proporsional. Hehehe.

So, buat yang punya body yang nggak se-perfect seperti teman-teman lainnya, jangan minder cuy! Intinya sih syukuri yang ada kalau memang mau kurus ya usaha (buktinya aku bisa kurus). Tapi tetap semangat. Dan buat para orang tua yang punya anak gendut ataupun “beda” dari yang lain, berikan semangat dan kalimat meneduhkan. Karena keluarga adalah teman terdekat yang bisa membangkitkan atau menciutkan semangat anak-anak kita.

Bangga dengan diri sendiri itu perlu, asal jangan kebablasan ya.

(vem/nda)