Badanmu Jangan Kecil-Kecil Banget, Nanti Nggak Ada Cowok Yang Mau

Fimela diperbarui 10 Okt 2016, 15:07 WIB

Punya tubuh yang mungil dan tidak bisa gemuk sering membuat orang lain berpikir bahwa si pemilik tubuh sengaja diet, malas makan dan mereka sering 'memotivasi' bahwa pria tidak suka perempuan yang terlalu kurus. Namun jangan salah, ukuran tubuh mungil bukan berarti lemah, seperti kisah salah satu sahabat Vemale untuk Lomba Menulis #MyBodyMyPride.

***

Perkenalkan namaku Irina tapi kalian bisa memanggilku “Ina” jika mau. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Keunikan yang kami miliki adalah kami sama-sama bertubuh mungil. Seberapa banyak makanan yang kami konsumsi nyatanya tak mampu membuat kami menjadi gemuk.

Hal itu dikhawatirkan oleh ibu sampai aku berusia 12 tahun. Beliau membawaku ke rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter gizi. Hasilnya mencengangkan, dokter tersebut menjelaskan jika aku tidak terkena kelainan apapun, paru-paruku juga dinyatakan baik-baik saja. Maka dokter berasumsi jika “bawaan gen”lah yang menjadi penyebab utamanya. Maklum saja, ibuku juga memiliki tubuh yang sama denganku, termasuk adikku, bahkan nyatanya nenekku juga memiliki tubuh kecil yang sama.

Memiliki tubuh mungil sebenarnya bukan masalah besar bagiku, tapi entah mengapa banyak sekali orang yang merasa risih. Aneh, padahal ini adalah tubuhku dan sebagai pemiliknya aku begitu mencintainya, karena bagiku jika bukan aku lantas siapa lagi yang mencintai tubuh ini.

Orang lain banyak yang memberi saran untukku agar memperbanyak makan. Sungguh aku merasa marah jika ada yang bicara seperti itu. Bukan karena aku tersinggung dengan tubuhku, tapi karena seolah-olah aku tidak mencintaiku tubuhku sehingga aku tidak memperhatikan pola konsumsiku. Mereka tidak tahu apa-apa tentang diriku dan kehidupanku. Satu dari mereka bahkan pernah berkata “jangan kecil-kecil banget, nanti gak ada cowok yang suka.” sebenarnya aku tidak terlalu memperdulikan kalimat itu tapi lama kelamaan nyatanya kalimat itu berhasil mengubah persepsiku mengenai pria.

Ejekan Itu Mulai Menggerus Rasa Percaya Diriku

Aku mulai berpikir jika diriku tidak pantas dicintai karena fisikku tidak memadai selera para pria. Bahkan setiap kali aku dekat dengan pria maka rasa percaya diriku menurun dan aku terus membandingkan tubuhku dengan tubuh teman-temanku yang jauh lebih berisi dan besar dariku.

Aku merasa lemah atau bahkan dipandang lemah. Belum lagi banyak dari mereka yang meragukan kekuatanku sebagai seorang karateka. ya, itu benar. Aku mulai mengikuti kelas bela diri Karate sejak tahun 2010 dan di tahun 2014 aku resmi diangkat menjadi asisten pelatih sehingga setiap minggunya aku harus melatih 10-15 murid.

Posisiku sebagai asisten pelatih di kelas bela diri membawa suatu hal yang besar dan berarti banyak untukku. Aku mulai mempelajari fisik, psikologi dan karakter setiap anak. Mereka memberiku pemahaman baru setiap waktunya, bahkan yang membuatku bangga adalah rata-rata anak dengan tenaga besar adalah anak yang memiliki tubuh mungil dan kurus. Tentu saja, kekuatanku juga tak perlu diragukan lagi karena jika iya, mana mungkin guru besarku bersedia mengangkatku menjadi asistennya sedang dia memiliki tiga orang yang juga bersedia membantunya.

Dari situ aku tahu jika ini bukan soal fisik melainkan soal kepercayaan. Tanggung jawab serta prestasiku nyatanya berhasil mengalahkan omong kosong mereka yang hanya menilaiku dari tampilan luar saja.

Aku tidak memiliki tubuh yang sempurna, tapi setidaknya aku punya kehidupan yang luar biasa dimana ada teman-teman setiaku, keluarga, murid-murid dan kemampuanku di dalamnya. Mereka adalah kekuatan terbesar bagiku.

Sedangkan untuk hal-hal yang berhubungan dengan pria sebagai pendamping hidup, aku rasa ini kembali pada pernyataan awalku yang mengatakan jika semua ini soal kepercayaan. Dia akan datang dan berada setia di sampingku karena dia percaya jika aku adalah orang yang tepat untuk dirinya dan hidupnya, bukan karena fisikku. Begitulah aku memaknai semua ini.

(vem/yel)