Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan sebuah penelitian yang cukup mengejutkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Burst Media dan dipublikasikan di statista.com menyatakan bahwa perempuan lebih cepat beradaptasi dengan penggunaan social media, ketimbang laki-laki.Wow, padahal selama ini saya banyak mendengar anggapan bahwa laki-laki lebih tertarik pada hal-hal yang berbau teknologi digital daripada perempuan.
Dari survey yang dilakukan, hampir semua platform social media yang saat ini ada, didominasi penggunaannya oleh kaum perempuan. Yang tertinggi adalah Facebook (56 persen), kemudian posisi kedua ditempati oleh Pinterest (22 persen).
Nggak cuma penelitian dari Burst Media, Pew Research Center pun menyatakan hasil yang nggak jauh berbeda. Tahun 2014, Pew Research Center menemukan bahwa jumlah pengguna internet perempuan di Amerika Serikat 2 persen lebih banyak daripada laki-laki, dengan rata-rata usia pengguna terbanyak adalah 18-29 tahun.
Melihat hasil penelitian di atas, semakin menguatkan asumsi pribadi saya bahwa saat ini perempuan jauh lebih tech-savvy ketimbang 10 atau 20 tahun yang lalu. Contohnya adalah dunia di sekitar saya sendiri. Di Vemale.com, bisa dibilang 100 persen 'otak' dibaliknya adalah perempuan. Mulai dari editor, videografer, desainer grafis hingga top manajemennya, semuanya adalah laki-laki. Bahkan, kami sempat punya tim IT cewek juga lho. Keren gak tuh? Yah, meskipun banyak orang yang mengira pekerjaan kami di dunia online seperti ini gak jauh-jauh dari anggapan, "Kerja jadi penjaga warnet ya?". Hihihi.
Di tahun 2016, sebuah penelitian yang dilakukan thecandidate.co.uk menyebutkan, sekitar 27 persen perempuan masa kini bekerja di bidang digital marketing creative dan social media. Jangan salah, bidang digital marketing creative dan social media ini penuh dengan hal-hal teknis lho. Mulai dari menganalisa insight, fitur-fitur sampai soal coding-mengcoding website.
Kalau gak percaya, coba deh lihat para vidgram-ers atau Youtubers masa kini. Rata-rata didominasi oleh cewek. Blogger pun demikian. Dari hasil pengalaman pribadi, saya yang awalnya buta dunia HTML, akhirnya bisa sedikit demi sedikit memasang aneka kode-kode yang memusingkan kepala karena sesederhana teman pria saya yang bilang, "Duh, itu 'kan gampang, masak kamu gak bisa? Cewek emang gitu ya, takut berhadapan dengan hal-hal teknis". Kesal karena dibilang seperti itu, saya pun akhirnya belajar sendiri sampai akhirnya saya bisa memasang domain blog sendiri, berbekal petunjuk dari Google. Hihihi.
Tapi saya masih sering mendengar pernyataan meremehkan, "Ibu-ibu mah gak bisa kalau disuruh main social media. Namanya juga ibu-ibu." Eits, jangan salah lho. Saya menemukan data menarik dari Working Mother Research Institute (WMRI). Ibu-ibu masa kini lebih gaul daripada bapak-bapak, karena 84 persen dari ibu masa kini lebih fasih menggunakan social media. Termasuk mengolah konten yang kece di social media. Dalam salah satu wawancaranya, seorang ibu bernama Michelle mengatakan, "Menjadi ibu mengubah cara pandang dan pemakaian social media bagi saya. Melalui social media saya bisa menemukan aneka resep masakan dan situs-situs yang membantu saya menjalankan rumah tangga. Saya adalah seorang ibu bekerja. Social media membantu saya untuk tetap update info-info terbaru di dunia luar, sementara saya disibukkan dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga." That's a good insight!
Melihat kemajuan di ranah teknologi dan digital ini, saya optimis kita, para perempuan, bisa kembali meningkatkan jumlah perempuan yang bekerja di sektor digital dan kreatif yang sempat 'ambruk' hingga tersisa hanya 27 persen saja (penelitian dilakukan di Inggris oleh UK Commission for Employment and Skills (UKCES)). Sama seperti optimisme UKCES yang menyatakan, jumlah ini pasti bisa kembali menggeliat hingga 30 persen di tahun 2022.
Kita, para perempuan Indonesia, tentunya bisa membuktikan bahwa kita bisa memanfaatkan teknologi, media digital dan social media untuk berkarya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan membangun bangsa. Sekarang saatnya menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi anak-anak kita mendatang, melalui sentuhan tangan perempuan.
Tulisan ini merupakan opini pribadi Winda Carmelita. Kenalan lebih jauh dengan Winda Carmelita di www.windacarmelita.com
- Media Sosial, Remaja Yang Semakin 'Liar' dan Peranan Orang Tua
- Mari Membahas Fenomena Awkarin Dari Sudut Pandangnya
- Bijak Bersocial Media: Kurangi Racun di Hati, Unfollow Saja!
- Bahaya, Jangan Asal Unggah Foto Anak di Hari Pertama Sekolah
- Bagaimana Mengatur Konten Tontonan Youtube Untuk Anak-Anak?
- Mengapa Anak Dan Remaja Masa Kini Menjadi Sangat Agresif?