Judul : Tuhan Maha Romantis
Penulis : Azhar Nurun Ala
Penyunting : Abdullah Ibnu Ahmad
Desain Kover: YS Gunawan
Penerbit : Azharologia
Cetakan Kelima, April 2016
Aku masih duduk dalam kedai itu, ditemani dua cangkir kopi dingin yang bahkan nampaknya lebih setia untuk terus denganku daripada kamu yang telah beranjak. Keegoisanku mulai hadir, mendramatisasi setiap hal yang terjadi. Bagaimanapun, aku tak pernah membayangkan kita kembali dipertemukan dalam situasi sepelik ini—setidaknya bagiku.
Kulihat arloji di tanganku: 14.32. Sementara telah bertahun-tahun aku merindukan jumpa ini, rupanya tak sampai dua jam kita bersua dan duduk berdua. Hidup terkadang memang lucu, dagelan dengan skenario tak tertebak yang terus menggelitik kita dengan kesenangan dan kesedihan, dengan kebahagiaan juga kepedihan.
Bagaimana rasanya dipertemukan, jatuh cinta, dipisahkan bertahun-tahun tanpa kejelasan apa-apa, lalu dipertemukan kembali dalam ruang ketakberdayaan? Di ruang itu kita bisa saling menyapa, tapi kita masing-masing terpaksa menjadi orang lain. Karena menjadi diri sendiri hanya akan menabur garam pada tiap inchi luka yang kita rasa—luka yang kita ciptakan sendiri.
Aku tertawa: hidup ini memang lucu.
Kita semua pernah merasakan cinta. Kita pernah jatuh cinta. Mencintai dan dicintai, itu adalah perasaan yang sangat normal dan lumrah dialami setiap manusia. Hanya saja kadang perasaan cinta tak selalu membawa bahagia. Ada luka dan ujian juga di dalamnya.
Novel Tuhan Maha Romantis ini bercerita soal kisah Rijal Rafsanjani akan cintanya pada Annisa Larasaty. Rijal adalah seorang mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Ia kemudian bertemu dengan Annisa yang tak lain adalah kakak angkatannnya. Pertemuan itu menghadirkan sesuatu yang tak biasa di hati Rijal. Terlebih, Rijal dan Laras makin dekat dan akrab melalui kecintaan mereka yang sama akan puisi.
Laras menjadi sumber inspirasi Rijal. Tumbuh dengan latar belakang keluarga yang taat beragama, Rijal sadar diri kalau ia tak bisa bermain-main dengan perasaan cinta. Sebuah rencana besar ia buat untuk Laras. Sayangnya, sebuah kejadian menimpa Laras sampai akhirnya ia harus pergi jauh ke Selandia Baru.
Ketika akhirnya Rijal dan Laras bisa kembali bertemu, Rijal dihadapkan pada konflik batin. Rijal saat itu sudah akan menikahi Aira. Tapi di sisi lain, ia tak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia masih ingin mendapatkan hati Laras. Di sinilah kemudian Rijal harus membuat keputusan sendiri.
Tuhan Maha Romantis ini kaya akan diksi yang indah. Ada selipan puisi-puisi yang tak kalah menghangatkan hati. Meski konfliknya sederhana, soal perjuangan Rijal mendapatkan cintanya tapi ada banyak pesan-pesan indah di dalamnya. Soal menata hati ketika dilanda rasa cinta hingga soal kesabaran dalam kerinduan.
Yang menarik juga dari novel ini adalah soal keluarga dan persahabatan. Betapa hangatnya keluarga Rijal dengan sosok Bapak yang begitu bijak. Bapak yang selalu memberi nasihat dan petuah yang menguatkan hati setiap harinya. Persahabatan Laras dan Tasya yang begitu akrab. Rasa-rasanya hidup jadi terasa lebih indah saat kita selalu memiliki sahabat yang selalu ada untuk kita.
***
Judul : Tuhan Maha Romantis
Penulis : Azhar Nurun Ala
Penyunting : Abdullah Ibnu Ahmad
Konsep dan Pengembangan Desain: YS Gunawan
Penerbit : Azharologia
Cetakan Kelima, April 2016
“Jika harus diadu siapa di antara kami yang cintanya lebih besar, aku percaya diri, akulah juaranya. Ia jatuh cinta padaku pada pandangan pertama, sementara aku jatuh cinta padanya bahkan sebelum aku memandangnya.” – Annisa Larasaty
Rijal selalu mengira dialah yang lebih dulu jatuh cinta pada Laras, tepatnya ketika pertama kali melihatnya membaca puisi di Teater Daun. Dia tak tahu, dan mungkin tak akan pernah tahu, Laras telah jatuh cinta bahkan sebelum bertemu dengannya. Dia juga tak pernah tahu, kehadirannya telah menyembuhkan Laras dari philophobia yang dialaminya selama bertahun-tahun.
Di antara hal-hal yang tidak Rijal tahu itu, ada kenangan masa lalu yang selalu menghantui Laras. Bahkan, di ulang tahun pertama pernikahan mereka, Laras justru sibuk mengenang masa lalunya. Ada pertanyaan-pertanyaan yang harus ia jawab. Ada keresahan yang menanti kejelasan.
Konspirasi Semesta adalah buku kedua Dwilogi Tuhan Maha Romantis. Kalau di Tuhan Maha Romantis kita diajak untuk mengikuti kehidupan dan perjalanan cinta Rijal mendapatkan hati Laras, Konspirasi Semesta mengajak kita untuk mengikuti kisah Laras (Annisa Larasaty).
Saat masih remaja, Laras seperti ABG yang lain juga mulai merasakan cinta. Ia mengenal sosok laki-laki bernama Ronal yang begitu memikat hatinya. Mereka sering saling berkirim surat dengan dibantu sahabat Laras, Siska. Siska ini juga sepupu Ronal. Jadi komunikasi antara Laras dan Ronal sangat terbantu dengan bantuan Siska.
Sayangnya, takdir berkata lain. Laras harus dihadapkan pada fakta harus kehilangan Ronal untuk selamanya. Persahabatannya dengan Siska pun bermasalah. Laras paham betul dengan kondisi dan situasi yang dihadapi Siska. Hanya saja, karena ia terlalu terbawa emosi ia sampai mengabaikan sahabatnya itu dan makin terkejut ketika Siska memutuskan untuk bunuh diri. Pengalaman itu menciptakan luka yang cukup dalam di hati Laras.
Laras sempat mengalami fobia atau rasa takut berlebihan untuk kembali jatuh cinta. Pengalaman traumatis yang dialami saat remaja dulu tak bisa hilang begitu saja. Sampai akhirnya ia melihat foto Rijal yang sangat mirip dengan Ronal ketika kuliah. Tak bisa dipungkiri ada gejolak hati yang berbeda yang dirasakan Laras pada Rijal. Tapi ia juga tak bisa sembarangan dengan perasaannya.
Ketika akhirnya bisa bertemu dengan Rijal di Indonesia, Laras merasa sedih mengetahui Rijal sudah bertunangan. Ada rasa putus asa dan berpasrah. Tapi takdir selalu memberi kejutannya sendiri. Akhir yang indah akhirnya bisa diperoleh Laras.
Konspirasi Semesta bagai pelengkap puzzle cerita dari Tuhan Maha Romantis. Saling melengkapi dan menggenapi. Kita jadi lebih mengenal sosok Laras dan makin memahami perasaannya terhadap Rijal. Pemakaian diksi yang bermakna dalam jadi kekuatan tersendiri novel ini. Ada kegalauan dan perjuangan menata hati dalam kisah Laras dan Rijal. Kita pun akan makin percaya betapa Tuhan tak pernah memberi ujian yang melampaui batas dan kemampuan hamba-Nya, termasuk soal urusan cinta dan jodoh.
- [Vemale's Review] Novel ''The Girl on Paper'' - Guillaume Musso
- [Vemale's Review]: ''Landline'' Karya Rainbow Rowell
- [Vemale's Review] ''Milea, Suara dari Dilan'' Karya Pidi Baiq
- [Vemale's Review] Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1991 -Pidi Baiq
- [Vemale's Review] ''Cinta adalah Perlawanan'' - Azhar Nurun Ala
(vem/nda)