Lula Kamal, Jatuh Bangun Kuliah S2 di London Sambil Membawa Anak

Fimela diperbarui 06 Okt 2016, 15:30 WIB

Seorang wanita biasanya akan dilanda dilema jika disuruh memilih antara menomorsatukan anak atau pendidikan dan karier. Tapi bukan berarti seorang wanita tak bisa memilih keduanya. Dengan pengambilan keputusan yang tepat dan komitmen yang kuat, seorang wanita bisa tetap jadi ibu yang baik sekaligus berpendidikan tinggi.

Lula Kamal, wanita yang satu ini menjadi panutan sendiri soal membagi prioritas anatara keluarga, karier, dan pendidikan. Dalam sebuah perbincangan hangat dengan kru Vemale.com, Lula bercerita bagaimana ia mengambil gelar master di London, Inggris,pada tahun 2003 lalu dengan membawa anaknya yang berusia satu tahun. Lula tak mungkin meninggalkan si buah hati yang baru saja dilahirkannya di Indonesia. Di lain pihak, dia juga tak mau menolak tawaran beasiswa dari sebuah perusahaan agar bisa mengambil gelar S2 di bidang rehabilitasi dan bahan adiksi.

"Aku bawa anakku yang waktu itu berusia satu tahun. Aku punya sedikit tabungan dan sempat jual mobil untuk (uang) pegangan," ujar Lula yang mengaku dirinya berpisah dengan suami, Ismail Khan, ketika berada di London.  



Wanita berusia 46 tahun ini berangkat ke Negeri Elizabeth dengan tambahan satu asisten. Jadi total ada dua orang lain yang hidup bersama Lula di sebuah rumah sewa di London. Dalam sebulan, mereka hanya mendapat jatah 800-an poundsterling. Jumlah yang cukup pas-pasan untuk biaya hidup di kota besar macam Ibu Kota Inggris itu.

Lula mengakalinya dengan selalu memasak. Dengan demikian, dia, putri sulungnya yang bernama Kyla Tahira, dan sang asisten, bisa hidup dengan cermat. Diceritakan Lula bukanlah hal mudah untuk mengambil gelar S2 di negeri asing bersama anak. Salah satu yang paling diingatnya adalah ketika sang putri sakit diare.

Bila itu terjadi di Indonesia, Lula akan mudah menuliskan resep karena dia adalah dokter berlisensi. Tapi di London, beda ceritanya. "Aku kan nggak bisa beli obat sendiri karena ngga punya izin praktek dan bikin resep. Ke dokter yang awal, aku dapet dokter yang nggak kooperatif, kesel dan sedih," kenangnya. Untungnya, ia bisa berpindah dokter dan mendapat fasilitas kesehatan secara gratis.

Namun demikian, Lula menolak dikatakan bahwa perjuangannya di negeri asing adalah hal buruk. Sebaliknya, ia merasa banyak hal seru yang jadi kenangan. Di antaranya adalah bisa melihat salju. "Pas di sana, London pas turun salju. Padahal udah lama nggak pernah ada salju," tambah wanita yang kini sudah menikah lagi dengan Andi Mulyadi Tirtasasmita.

Jika ditarik ke belakang, Lula merasa bahwa dirinya bahagia bisa sekolah lagi. "Lagi pula saya masih merasa tantangan tersebut bisa dilewati," pungkasnya.

Well, Ladies, ini jadi pelecut bahwa punya anak bukan artinya impian untuk sekolah tinggi pupus begitu saja. Masih banyak jalan untuk meraihnya. Tinggal bagaimana kita bisa mengambil keputusan dan berkomitmen dengan pilihan keputusan tersebut.

(vem/zzu/nda)