[Vemale's Review] Critical Eleven Karya Ika Natassa

Fimela diperbarui 21 Sep 2016, 15:07 WIB

Tolong beritahu saya, bagaimana caranya supaya saya nggak naksir Aldebaran Risjad? Mbak Ika Natassa, tolong tanggung jawab!

***

Critical Eleven. Saya ingat sekitar setahun yang lalu, teman saya menyarankan untuk membaca buku ini. Dia bilang, "Serius ini bagus banget,", tapi karena waktu itu uang di dompet pas-pasan dan ada kebutuhan lain yang lebih mendesak, saya relakan buku ini untuk diletakkan kembali di bagian box Best Seller. Kemudian tanpa saya sangka, Gramedia Pustaka Utama mempercayakan Vemale.com untuk me-review Critical Eleven. Yeay!

Biasanya saya dengan mudah menebak akan menghabiskan sebuah buku atau tidak hanya dari halaman pertamanya. Ajaibnya, sejak membaca halaman pertama Critical Eleven, saya tidak bisa berhenti membaca sampai halaman terakhir.

Saya langsung jatuh cinta dengan tulisan Ika Natassa yang santai, manis, dan kekinian tanpa kesan 'sok ke-Inggris-an banget sih ini buku'. Alur kisah antara Aldebaran Risjad alias Ale dan Tanya Laetitia Baskoro alias Anya begitu menyenangkan untuk diikuti. Dengan gaya penceritaan bergantian antara sudut pandang Ale dan Anya, saya sering gemas mengikuti perkembangan kisah mereka. Dengan metode sudut pandang bergantian seperti ini, saya jadi tahu apa yang dirasakan Anya, apa yang dipikirkan Ale. Pilihan yang oke.

Critical Eleven bergerak dengan sangat cepat pada awalnya. Dimulai dari perkenalan Ale dan Anya di dalam pesawat, tak butuh paragraf panjang lebar untuk mengantar pembaca pada sebuah tragedi besar yang menjadi inti konflik dari Critical Eleven. Setelah konflik antara Ale dan Anya dibeberkan, Ika Natassa melambatkan pergerakan alur cerita. Di sinilah saya menyadari betapa seorang Ika Natassa begitu pintar memainkan perasaan pembaca melalui perasaan dua tokoh sentral dalam buku ini.

Setiap pergantian halaman selalu ada kejutan-kejutan. Kamu akan paham kenapa saya naksir berat dengan seorang Aldebaran Risjad. Kamu akan paham kenapa saya gemes banget dengan Anya. Atau bisa jadi.. kamu sebal dengan dua pasangan ini, yang terlihat seperti dua orang yang sedang berjalan santai di atas treadmill. Tetapi sekali lagi, Ika Natassa berhasil membuat saya menyelesaikan buku ini dan membuat saya jatuh cinta dengan dua tokoh utamanya.

Kalau kamu bertanya-tanya: Konflik besar apa yang terjadi antara Ale dan Anya? Baca dong bukunya, kalau saya spoiler bisa dipites mbak Ika :P

Yang pasti, buku ini cocok untuk kamu yang sedang mempersiapkan pernikahan, untuk kamu yang ingin sekali menikah (meski calonnya belum ada), atau bisa juga untuk kamu yang baru menikah. Kenapa? Karena saya suka cara Ale mencintai Anya, cara Anya menghargai Ale, dan cara mereka memperjuangkan janji mereka. Dengan konflik yang diberikan Ika Natassa, pergi bisa menjadi pilihan. Tapi.. dua tokoh utama yang keras kepala ini punya cara sendiri yang akan membuat kamu paham bahwa pernikahan tidak hanya tentang jatuh cinta, romantisme dan kebahagiaan. Kesabaran, mengalah dan komunikasi mungkin terdengar seperti nasihat klise, namun kamu akan menemukan bahwa 3 hal itu punya kekuatan yang luar biasa dalam Critical Eleven.

Jadi.. kalau kamu punya teman yang akan menikah dan bingung mau memberi kado apa, Critical Eleven bisa menjadi hadiah yang manis (apalagi kalau teman kamu suka baca novel).

Apa kekurangan buku ini? Sejauh ini tidak ada (ini beneran, bukan karena dapat sponsor dari Gramedia Pustaka Utama). Para pecinta buku pasti tahu bahwa buku yang sedang dibaca bagus ketika dia sudah sampai pada bagian akhir dan berteriak "Lho kok udah selesai?". Itulah yang terjadi pada saya. Kalau diminta memberi nilai skala 1-10, buku ini mendapat nilai 9.

Ada 3 hal yang terjadi pada saya setelah selesai membaca buku ini:

  1. Saya naksir Aldebaran Risjad. Fixed.
  2. Selama membaca buku ini saya berpikir, "Ada nggak ya makhluk seperti Aldebaran Risjad di dunia nyata? Tuhan, tolong sisakan satu buat saya,"
  3. Seberapa enak ketoprak Ciragil kesukaan Ale itu? Kapan-kapan harus nyobain.

Buat penggemar novel metropop dan novel dengan pemikiran muda dewasa (usia 25 - 35 tahun), buku ini akan jadi salah satu kesukaan kamu. Baca deh, kamu tidak akan menyesal.

Memory is a great servant, but a really bad master.
- Anya, Critical Eleven

Judul: Critical Eleven
Penulis: Ika Natassa
Cetakan Kesembilan, Januari 2016
Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 330 halaman

(vem/yel)