Setelah Berumah Tangga, Momen Reuni Sering Membuatku Deg-Degan

Fimela diperbarui 20 Sep 2016, 14:10 WIB

Setelah berumah tangga, memiliki anak dan bergelut dengan berbagai kesibukan, prioritas hidup kita pastinya akan berubah. Lingkaran pertemanan dan pergaulan juga berubah. Lalu pada satu titik kita akan merasa rindu dengan teman-teman sekolah atau kuliah.

Ketika undangan reuni datang, untuk beberapa waktu rasanya senang sekali. Membayangkan bisa kembali berjumpa dengan kawan-kawan lama pastinya akan membuat kita kembali bernostalgia. Mengenang kembali masa-masa indah saat sekolah yang selamanya tak akan terlupakan. Tapi seringkali malah perasaan deg-degan yang mungkin pernah kita rasa saat menghadiri reuni.

"Pasti semua sudah pada sukses, sementara aku... ."
Ketika bertemu kembali dengan teman-teman lama, topik yang akan selalu ada adalah soal kesuksesan. Masing-masing sudah memiliki kesuksesannya masing-masing. Tiap orang punya jalan hidupnya sendiri. Melihat kawan-kawan kita sukses, ada perasaan campur aduk yang dirasa.

Di satu sisi, kita bisa terinspirasi dengan kisah teman-teman kita yang sudah pada sukses. Ada dorongan untuk kembali semangat melakukan yang lebih baik dalam hidup kita. Namun, di sisi lain, tak bisa dipungkiri kita akan merasa sedikit iri. Iri dengan mereka yang hidupnya begitu sukses dan berhasil, sementara kita ibaratnya cuma "remah remah rempeyek". Kalau sudah begini, jadi minder nggak sih?


Tapi yang perlu kita ingat lagi, setiap orang punya caranya sendiri untuk sukses dan bahagia. Mungkin teman kita yang sukses saat ini adalah ia yang telah berhasil melewati ujian hidup yang berat. Perubahan dan proses serta pengalaman yang dilalui seseorang bisa memiliki kejutannya sendiri.

"Waktu ternyata berlalu begitu cepat, ya."
Bertemu dengan teman lama, lalu mengobrol lama dengannya kita akan menyadari betapa cepat waktu berlalu. Banyak hal yang sudah terlewat. Kita sudah semakin tua saja. Kembali diingatkan kalau menjadi tua itu pasti. Sedangkan untuk menjadi dewasa itu urusan lain lagi. Kita jadi kembali merenungkan banyak hal dalam hidup. Merasa belum melakukan cukup banyak hal yang berarti dalam hidup.

"Wah, apa kabar ya si dia?"
Pernah jatuh cinta sama teman sekelas? Apakah cinta pertamamu adalah teman sekolahmu? Hm, kira-kira nanti dia datang nggak ya waktu reuni? Memang sih sekarang kamu sudah berkeluarga dan membangun rumah tanggamu sendiri. Tapi ya penasaran aja dengan kabar si dia. Memang nggak mungkin bisa mengulang kisah yang lama. Sekali lagi cuma penasaran saja, toh masing-masing punya jalan hidupnya sendiri-sendiri sekarang.

"Jangan-jangan mereka semua sudah berubah."
Waktu zaman sekolah atau kuliah, kita mungkin pernah membentuk grup atau kelompok sendiri. Tapi seiring waktu berjalan, semua teman dalam kelompokmu itu sudah hilang dan makin susah dihubungi. Saat reuni, kamu jadi cemas sendiri apakah teman-temanmu itu sudah berubah, sudah tak seakrab dulu lagi?

“Things change. And friends leave. Life doesn't stop for anybody.”
― Stephen Chbosky, The Perks of Being a Wallflower


Hidup akan terus berjalan. Perubahan demi perubahan juga akan terjadi. Ada yang datang, ada juga yang pergi. Tak semuanya berjalan sesuai dengan harapan. Tak segalanya bisa terjadi sesuai dengan keinginan dan bayangan kita. Tapi kita selalu bisa membuat pilihan-pilihan dalam hidup. Menentukan mana yang terbaik untuk diri kita dan menciptakan sendiri kebahagiaan kita.

"Apakah aku akan terlihat berubah di depan teman-teman?"
Selain khawatir dengan perubahan kawan-kawan lama, kita juga akan cemas soal bagaimana teman-teman kita nanti memandang kita. Apakah kita sudah tak sama lagi? Mungkinkah mereka akan menganggap kita sombong? Atau jangan-jangan saat reuni nanti, mereka malah membenci dan tak mengharapkan kehadiranku? Kecemasan ini memang bikin deg-degan sendiri. Nothing to worry about, just be yourself.

Momen reuni dan bertemu kembali dengan kawan-kawan lama, perasaan kita mungkin akan campur aduk. Intinya ya ambil sisi positifnya. Ambil manfaat yang bisa kamu dapat dari reuni tersebut. Nggak ada yang salah kan dengan selalu menyambung dan mempertahankan tali silaturahmi di momen reuni?



(vem/nda)