Sebagai Ibu, Kadang Aku Takut Anakku Jadi Korban Bullying

Fimela diperbarui 16 Sep 2016, 14:10 WIB

Sebagai ibu, aku menyimpan banyak ketakutan. Ketakutan yang berkaitan dengan anak-anakku dan kehidupan yang akan dijalaninya. Salahkah aku jika aku terlalu cemas dan khawatir seperti ini?

Dunia semakin gila saja. Jelas anakku nanti akan menghadapi tantangan serta masalah yang lebih berat di hidupnya. Hidup yang ia jalani nantinya akan jauh berbeda dengan kehidupan yang pernah aku jalani dulu. Orang-orang makin tak segan untuk saling menjatuhkan. Menghalalkan berbagai macam cara untuk jadi yang paling unggul dibanding yang lain.

Dan salah satu ketakutan terbesarku adalah aku takut anak-anakku nanti jadi korban bullying. Tak kuasa dan tak sanggup rasanya membayangkan jika anakku nanti merana mengalami trauma berkepanjangan karena jadi korban bullying.

    Bullying Tak Hanya Melukai Fisik Tapi Juga Jiwa

    Tindak kekerasan fisik maupun verbal jelas akan meninggalkan luka. Luka fisik bisa sembuh seiring waktu. Namun, luka jiwa sungguh akan terus ada hingga akhir hayat. Aku takut anak-anakku menjadi korban kekerasan seperti itu. Tak sanggup rasanya diri ini membayangkan si kecil ketakutan sendirian menghadapi masalahnya. Terlebih aku takut nanti ia tumbuh dewasa dengan terus terkungkung dalam trauma itu.

    Aku Akan Berusaha Lakukan Apapun untuk Melindungi Anak-Anakku

    Aku mungkin bukan seorang ibu yang sempurna. Tapi aku rela dan akan melakukan apapun untuk melindungi anak-anakku. Kan kubekali mereka dengan cara untuk melindungi diri. Membekali mereka dengan kekuatan untuk membuat mereka mampu berdiri di atas kaki sendiri. Kutempa mereka untuk jadi pribadi yang kuat. Dan selalu kudoakan keselamatan mereka di mana pun mereka berada.

    Kuharap Anak-Anakku Mau Percaya dan Terbuka Padaku

    Kusadari betul bahwa ada banyak kasus di mana para korban bullying kondisinya tambah parah dan menderita karena tak bisa berbagi. Mereka tak punya tempat untuk bersandar. Malah ketakutan mereka makin bertambah jika mau nekat meminta bantuan dari orang lain. Mereka butuh bantuan tapi terlalu takut untuk meminta bantuan. Aku hanya ingin anak-anakku nanti bisa percaya dan terbuka padaku. Agar mereka mau bercerita jika mengalami masalah. Supaya mereka tak merasa sendirian. Ada aku sebagai ibunya akan selalu ada untuknya.

    Aku Selalu Berdoa Agar Anak-Anakku Bisa Menemukan Kekuatannya

    Tak kuasa diri ini untuk selalu ada di samping anak-anakku 24 jam setiap hari. Tak mungkin aku selalu bisa menemani anakku setiap detiknya. Saat mereka di rumah, ya aku bisa melindungi mereka. Tapi saat mereka di sekolah atau di luar rumah, mereka harus bisa menghadapi semuanya sendirian. Mungkin ada teman yang mengejeknya. Bisa saja ada orang tak bertanggung jawab yang menyudutkannya. Jika sudah begini, aku berdoa agar anak-anakku bisa menemukan kekuatannya sendiri.

Aku ingin anak-anakku tumbuh menjadi anak yang kuat dan berani. Memang aku takut anakku terluka atau dilukai di luar sana. Tapi aku yakin setiap anak memiliki kekuatan dan keistemewaan dirinya sendiri. Tugasku sebagai ibu adalah berusaha memberikan pendidikan dan arahan yang terbaik untuknya.

(vem/nda)