Gawat Janin (Fetal Distress), Kenali Gejalanya Agar Bayi Selamat

Fimela diperbarui 15 Sep 2016, 11:40 WIB

Moms, pernah dengar istilah fetal distress? Fetal distress yang dalam bahasa Indonesia artinya gawat janin merupakan suatu keadaan di mana janin tidak menerima cukup oksigen, sehingga mengalami sesak. Kondisi ini tak bisa disepelekan karena bisa mengancam kesehatan dan nyawa janin dalam kandungan.

Penting sekali untuk mengenali gejala-gejala gawat janin. Jika Moms mengalami gejala-gejalanya, ada kemungkinan Moms harus menjalani operasi caesar alih-alih melahirkan secara normal. Selain itu, Moms juga akan terus dimonitor oleh dokter untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Lalu, apa sajakah gejala-gejala gawat janin? Berikut beberapa gejala umumnya.

    Janin Tak Aktif Bergerak

    Seperti yang dilansir oleh newhealthadvisor.com, salah satu cara untuk mengetahui ada gejala gawat janin adalah dengan memonitor pergerakan janin. Kita akan merasakan perubahan pergerakan janin saat usia kehamilan semakin bertambah karena janin mulai kekurangan tempat untuk bergerak. Kalau ada perubahan tiba-tiba dalam frekuensi pergerakan janin (tak seaktif sebelumnya), penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Tapi perlu diketahui juga kalau kondisi bayi bisa berbeda satu sama lain.

    Perdarahan Vagina (Vagina Bleeding)

    Hal yang normal jika vagina mengeluarkan sedikit darah selama kehamilan. Tapi hal ini bisa jadi indikasi adanya gejala gawat janin. Selain itu, perdarahan vagina bisa juga gejala masalah lain, seperti placenta previa, placental abruptions, dan vasa previa.

    Kram Perut

    Kram perut merupakan hal yang normal terjadi selama kehamilan karena janin yang terus berkembang di dalam raihm. Tapi kalau kram yang dirasa sangat parah dan menyakitkan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Kram ini bisa jadi tanda placental abruption yang dapat menyebabkan gawat janin.

    Tekanan Darah Tinggi

    Sebagian wanita hamil ada yang mengalami preeclampsia (penyakit yang biasanya terjadi pada minggu ke-20 kehamilan di mana tekanan darah naik yang disertai dengan munculnya protein di urin). Tekanan darah tinggi selama kehamilan bisa menyebabkan masalah kekurangan oksigen dan gangguan plasenta. Kita juga mungkin akan mengalami tekanan darah tinggi karena gangguan plasenta yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan akibatnya mengurangi pasokan darah yang mengalir ke bayi.

    Detak Jantung Berubah

    Detak jantung bayi bisa jadi indikasi kondisi kesehatannya. Dokter mungkin juga akan memonitor detak jantung bayi kita untuk memastikan kondisinya. Kalau detak jantungnya terlalu cepat, lambat, atau berubah tiba-tiba maka ini bisa jadi tanda gawat janin.

    Kadar Cairan Ketuban yang Tak Normal

    Dokter akan mengecek kadar cairan ketuban untuk memonitor kondisi bayi. Cairan ketuban yang terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa jadi indikasi gawat janin. Selain itu, dokter juga akan mengecek warna selaput ketuban saat air ketuban pecah. Saat dokter melihat adanya warna kecokelatan atau kehijauan dalam cairan ketuban, ada kemungkinan terjadi gawat janin.

    Kadar pH Darah Bayi Terlalu Asam

    Saat menjalani proses bersalin, dokter mungkin akan mengambil sampel darah dari kulit kepala bayi. Kalau bayi tak mendapat cukup oksigen, pH darahnya akan terlalu asam. Dalam kasus ini, dokter mungkin akan menyarankan Moms menjalani operasi caesar.

Saat Moms mengalami gejala-gejala tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Salah satu cara yang bisa dilakukan Moms untuk mencegah terjadinya gawat janin ini adalah dengan tidur menyamping kiri selama trimester kedua dan ketiga untuk memastikan bayi mendapat aliran darah yang cukup.

Penting sekali untuk lebih peka dengan gejala atau indikasi tak biasa selama kehamilan. Sehingga bisa segera menghubungi dokter dan mendapatkan penanganan yang tepat agar Moms dan bayi selamat.



(vem/nda)
What's On Fimela