[Vemale's Review]: ''Apa Pun Selain Hujan'' Karya Orizuka

Fimela diperbarui 13 Sep 2016, 13:13 WIB

Judul Buku: Apa Pun Selain Hujan

Penulis: Orizuka

Penerbit: Gagasmedia

Terbit: 2016

Tebal: 288hlm

ISBN: 978-979-78-0850-1

Wira membenci hujan. Hujan mengingatkannya akan sebuah memori buruk, menyakitinya....

Agar bisa terus melangkah, Wira meninggalkan semuanya. Ia meninggalkan kota tempat tinggalnya. Meninggalkan mimpi terbesarnya. Bahkan, meninggalkan perempuan yang disayanginya.

Namun, seberapa pun jauh langkah Wira meninggalkan mimpi, mimpi itu justru semakin mendekat. Saat ia sedang berusaha keras melupakan masa lalu, saat itulah ia bertemu Kayla.

Pertemuan itu mengubah segalanya.

Sebuah novel tentang melepaskan mimpi di bawah hujan. Tentang cinta yang diam-diam tumbuh bersama luka. Juga tentang memaafkan diri sendiri.

***

Sebelum kepindahannya ke Malang, Wira memiliki segalanya sahabat dan prestasi yang banyak. Sayangnya, semua berubah di final Jakarta Open Cup Tournament. Pada saat tournament yang awalnya menyenangkan berubah menjadi mimpi buruk Wira,di pertandingan tersebut dia kehilangan teman terbaiknya. Dan mengandaskan mimpi dan cita-citanya.

Kedatangan Wira di Malang memiliki tujuan untuk meninggalkan masa lalu yang membuatnya trauma. Taekwondo dan hujan. Di Malang dia bertemu dengan Kayla, Mahasisiwi Kedokteran Hewan, yang lambat laun membawanya kepada kenangannya terhadap masa lalu. Segala yang ditakutkannya pun akhirnya harus dihadapinya. Karena suka atau tidak, Taekwondo adalah dunianya.

Kayla adalah gadis yang mengubah kehidupan Wira. Kisah manis mereka, dibuat pas dalam Novel ini. Tidak berlebihan dan terkesan alami. Sifat ceria Kayla, memang pantas untuk menyembuhkan trauma Wira. Tidak hanya Kayla, teman-teman kampus Wira menyadarkan saya, seringkali kita abai dengan ketulusan orang lain hanya karena merasa diri tidak layak untuk mendapat perlakuan yang baik.

Membaca novel ini, membuat saya jatuh cinta dengan kota Malang. Deskripsi tentang kota Malang sangat kental. Dari cara bicara tokoh di sini membuat saya merasa sedang berbincang bersama warga ali kota Malang. Detail tentang kehidupan kampus Wira, teman-teman Wira dan lingkungan sekitarnya tertulis jelas. Tidak hanya sekedar tempelan saja. Sudah pasti, penulis melakukan riset yang tidak main-main untuk menuliskan novel ini.

Pesan yang dapat saya ambil dari novel karya Orizuka ini adalah, bahwa untuk bangkit dari kesalahan masa lalu yang pertama kita lakukan adalah memaafkan diri sendiri. Kita tidak akan mampu berbuat apa-apa jika masih sibuk menyalahkan diri sendiri. Maafkan, lupakan lalu bangkit.

'... semua orang pernah berbuat kesalahan. Kalian juga harus belajar memaafkan diri kalian sendiri." (Halaman 268)

Novel ini sangat cocok buat kamu yang sedang bangkit dari kegagalan masa lalu. Yang sedang menerima kesalahan diri sendiri dan memaafkan keadaan. Bagaimana tertarik untuk membacanya?

(vem/apl)
What's On Fimela