Bayi Menangis Berjam-Jam? Waspada Si Kecil Mengalami Kolik

Fimela diperbarui 05 Sep 2016, 11:00 WIB

Sebagai ibu, kadang kita gampang panik kalau terjadi sesuatu pada si kecil. Salah satunya adalah ketika si kecil selalu menangis selama berjam-jam pada waktu tertentu setia harinya. Kalau bayi menangis berjam-jam setiap harinya, kita perlu lebih waspada, Moms. Jangan-jangan si kecil mengalami kolik.

Apa itu kolik? Seperti yang dilansir oleh alodokter.com, kolik merupakan situasi saat bayi yang dalam kondisi sehat kerap menangis secara berlebihan. Kondisi ini bisa terjadi pada sekitar 20 persen bayi. Hanya saja tak banyak yang tahu karena kondisinya sering dianggap sebagai gangguan kesehatan dan biasanya malah tak terdiagnosis. Secara umum, kolik ini terjadi di minggu-minggu awal bayi yang baru lahir. Biasanya kolik baru berhenti saat bayi sudah mencapai usia empat bulan. Bayi yang mengalami kolik biasanya menangis pada waktu petang dan sulit untuk ditenangkan selama beberapa jam.

Seorang bayi yang mengalami kolik umumnya menangis setidaknya tiga jam sehari selama minimal tiga hari setiap minggu. Hal ini bisa dialami bayi selama tiga pekan atau bahkan lebih. Tapi sebenarnya kondisi ini normal kok, Moms dengan catatan bayi tak menunjukkan sejumlah tanda atau gejala lainnya.

Kita perlu segera menghubungi dokter, jika bayi yang mengalami kolik menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

1. Tubuh bayi terkulai dan lemas saat kita mengangkatnya.

2. Tangisannya melengking atau bernada sangat tinggi.

3. Memuntahkan cairan yang berwarna hijau.

4. Cairan urin yang dikeluarkan lebih sedikit dari hari-hari sebelumnya.

5. Mengalami kejang-kejang.

6. Ada ruam dengan warna ungu kemerahan.

7. Si kecil mengalami gangguan pernapasan.

8. Mengalami demam (hingga 38 derajat celcius atau lebih).

9. Di tinjanya terdapat darah.

10. Mengalami sesak atau gangguan pernapasan.

Lalu apa penyebab kolik ini sebenarnya? Ada sejumlah dugaan terkait dengan penyebabnya. Dikutip dari medkes.com, penyebab kolik pada bayi bisa karena bayi terlalu banyak menelan udara saat minum atau menyusu. Lambung bayi bisa meregang dan sistem pencernaannya terganggu. Dugaan penyebab lainnya adalah karena sistem pencernaan bayi yang tidak bisa menerima laktosa atau protein susu sapi, asam lambung dan susu yang kembali naik ke kerongkongan (refluks), adanya gas di dalam usus bayi, sistem saraf dan sistem pencernaan yang belum sempurna, atau karena hipersensitif terhadap lingkungan seperti cahaya dan suara. Hanya saja belum ada faktor penyebab pasti soal kenapa bayi bisa mengalami dugaan, sebagian besar masih berupa dugaan dan hipotesis saja.

Saat si kecil mengalami kolik, ada sejumlah hal yang perlu kita lakukan. Pertama, hentikan konsumsi susu sapi karena ada kemungkinan si kecil tidak bisa menoleransi protein dari susuk sapi atau mungkin dari produk susu lain. Kedua, kalau Moms memberikan ASI, hentikan produk susu yang Moms konsumsi. Karena bisa jadi produk susu yang Moms konsumsi itulah yang jadi penyebab si kecil mengalami kolik. Ketiga, tenangkan bayi. Caranya bisa bermacam-macam, mulai dari memijat lembut perut si kecil, menggendong bayi, hingga membawa bayi ke kamar yang tenang dan pencahayaan yang lebih redup. Hindari mengguncang tubuh bayi saat ia menangis.

Saat bayi menangis berjam-jam, sebagai ibu kadang kita akan panik duluan. Padahal penting bagi kita untuk tenang terlebih dulu agar kondisi bayi juga bisa membaik lebih cepat. Jika merasa sangat cemas dan khawatir, segera saja hubungi dan berkonsultasi dengan dokter, ya Moms.

(vem/nda)