Pentingnya PSR Untuk Yang Doyan Terbang Bermain Hati Ke Sana-Sini

Fimela diperbarui 02 Sep 2016, 10:04 WIB

Dalam dunia penerbangan dikenal PSR yang merupakan singkatan dari Point of Save Return. PSR adalah saat dimana perjalanan pesawat terbang telah melewati setengah jarak yang ditempuh, untuk mencapai tujuan. PSR berpegang pada perhitungan jumlah bahan bakar yang tersedia apabila pesawat harus berbalik kembali ke awal mula keberangkatannya. Jika PSR ini telah dilewati, satu - satunya jalan adalah terus terbang menuju tujuan, karena untuk kembali pun bahan bakar sudah tak lagi mencukupi. Setelah PSR, konsekuensi logisnya adalah mencapai tujuan atau harus mendarat di satu tempat, atau mendarat darurat apabila tak ada tempat untuk mendarat dengan normal.

Perselingkuhan yang dilakukan oleh seseorang yang telah berumah tangga, jika digambarkan sebagai suatu petualangan atau perjalanan manusia, juga memiliki awal dan pastilah mempunyai akhir. Tergantung dari niat pelakunya, perselingkuhan juga memiliki resiko dan konsekuensi yang beragam ringan - beratnya tergantung kepada semua faktor yang terlibat di dalamnya.

Jika perselingkuhan terbongkar, seluruh faktor yang terlibat akan bereaksi dengan berbagai macam wujudnya. Apapun itu tentulah akan ditimpakan kepada pelaku perselingkuhannya. Dan sebagai salah satu penyebab terbesar terjadinya perceraian, perselingkuhan memiliki dampak yang lebih massive serta harus dirasakan oleh pihak - pihak yang terlibat dalam kurun waktu yang lama. Terutama dampak psikologis serta kejiwaan dalam bentuk trauma dari pihak yang dirugikan yang dalam hal ini adalah pasangan yang dikhianati atau anak - anaknya jika ada. Hingga tak heran jika ada seorang bijak pernah berkata:

"Kematian aku bisa hadapi dengan lapang dada jika memang sudah tiba waktunya, namun pengkhianatan tidak pernah bisa kutanggung akibatnya. Karena bagiku, pengkhianatan lebih menyakitkan daripada kematian"(Malcolm X)


Di dunia yang serba verbal dan komunikatif, namun tetap menjunjung privasi sekarang ini, kemungkinan bagi setiap orang untuk berinteraksi dengan siapapun secara langsung, sangatlah terbuka lebar. Internet, media sosial dan berbagai aplikasi percakapan online adalah sarana - sarana yang bisa dimaksimalkan dengan mudah, murah dan terjamin kerahasiaannya.

Sudah menjadi rahasia umum dan tercatat dalam berbagai macam data bahwa perselingkuhan banyak diawali dan terjadi melalui pemanfaatan sarana - sarana berteknologi terkini ini. Tak pelak lagi, banyak perceraianpun terjadi disebabkan oleh perselingkuhan melalui pemanfaatan teknologi komunikasi masa kini ini. Setidaknya 1000 kasus perceraian di seluruh Indonesia perharinya, sebagian diantaranya disebabkan oleh perceraian yang berawal dari pemanfaatan komunikasi di dunia maya, jejaring sosial atau aplikasi percakapan online lainnya. Jumlahnya pun meningkat dari masa ke masa. Tidak hanya didominasi oleh warga di perkotaan saja, namun juga terjadi di pelosok - pelosok pedesaan, karena teknologi inipun sudah menjangkau segala sudut kehidupan manusia dan digunakan di mana - mana.

Kembali lagi pada pembahasan PSR, Point of Save Return. PSR harusnya dimiliki dan dipahami oleh pasangan berkeluarga untuk pengingat setiap langkah, tindakan atau keputusan yang diambil. Terutama saat menanggapi 'godaan' untuk melakukan 'petualangan' dalam sebuah 'penerbangan solo' yang ditemuinya di dunia maya, jejaring sosial atau dalam percakapan online dengan seseorang. Baik 'undangan' dari seseorang yang baru ditemui, maupun 'panggilan' dari seseorang yang sudah lama dikenal. Perhitungan cermat akan keuntungan dan kerugian yang harus dihadapi jika perselingkuhan tetap akan dilakukan, merupakan salah satu dasar untuk menentukan PSR bagi seseorang. Karena saat perselingkuhan dijalani, tak ada jaminan si pelaku bisa 'diterima kembali' atau bisa berhasil untuk mencapai tujuan dengan utuh dan selamat. Utuh dan selamat disini bukan melulu berkaitan dengan kondisi raga, namun lebih kepada aspek batiniah. Ingat, tidak ada pengkhianatan yang bisa diterima dengan baik oleh semua pihak apapun alasan penyebabnya. Stempel pengkhianat akan melekat selamanya.

Tetapkan rambu - rambu sendiri dalam terbang berpetualang di dunia maya ataupun dunia nyata. Tetapkan PSR bagi rencana 'petualangan' dalam 'penerbangan solo'mu, agar bisa pulang kembali dengan selamat. Jika meneruskan 'penerbangan'pun juga mencapai tujuan akhirnya masing - masing. Tujuan akhir yang tentunya mengandung segala resiko dan konsekuensinya. Karena PSR yang diabaikan lalu dilanggar sendiri, akan berakibat menjadi PNR atau Point of NO Return.

PS. Jikapun 'terbang kembali' menuruti rambu PSR sukses dilakukan, segera hapuslah semua 'catatan penerbangan solo' yang ada di Black Box main hatimu. Karena jika ketahuan KNKTpun akan bertindak dan ikut turun tangan. KNKT adalah Keluarga, Nyonya, Kerabat dan Teman.

Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom. Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di http://spinmotion.org/

(vem/wnd)
What's On Fimela