Bergelar Sarjana Lalu Jadi Ibu Rumah Tangga, Aku Baik-Baik Saja

Fimela diperbarui 27 Agu 2016, 13:50 WIB

"Sekolah tinggi-tinggi eh ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga."

"Tahu gitu kamu nggak usah kuliah kalau pada akhirnya cuma di rumah aja."

"Nggak sayang sama gelarnya, kok mau sih jadi ibu rumah tangga."

Sebagai seorang wanita yang bergelar sarjana lalu pada akhirnya memilih fokus jadi ibu rumah tangga, kadang kita sering menerima tanggapan-tanggapan seperti itu. Ada saja orang yang mencibir atau memandang sebelah mata. Padahal mereka hanya orang asing dan tak memahami kondisi kita yang sebenarnya.

Tenang saja, Moms nggak sendirian kok. Banyak wanita di luar sana yang mengambil keputusan seperti yang Moms lakukan. Memilih untuk lebih fokus mengurus anak dan membangun rumah tangga. Setiap wanita berhak menentukan keputusan yang terbaik untuk dirinya dan juga keluarganya.

Semua Soal Prioritas yang Kita Buat

Semua hal yang kita miliki dan lakukan ada prioritasnya sendiri. Ada kondisi dan situasi yang memerlukan perhatian yang lebih. Dan kita punya hak untuk membuat pilihan yang terbaik. Memang kadang tak mudah untuk melepaskan sesuatu untuk memperjuangkan sesuatu yang lain. Tapi asal kita bisa bertanggung jawab penuh dengan setiap keputusan yang kita buat, kita pasti akan baik-baik saja.

“The time spent on family is not a sacrifice. You are living a life with choices; when you make the right ones, you have a good life.”

― Laura Schlessinger

Waktu yang Dihabiskan Bersama Keluarga Tak Pernah Ada yang Sia-Sia

Kebersamaan dan memperhatikan tumbuh kembang anak dari waktu ke waktu, semua itu sangat istimewa. Tak ada yang pernah jadi sia-sia. Banyak pengalaman dan momen yang tak akan pernah terulang kembali. Bahagia tetap bisa kita dapat dalam kehangatan keluarga.

Nggak Usah Buang Waktu Mendengar Cibiran Orang

Kalau menuruti dan mendengarkan cibiran orang lain, yakin deh kita bakal capek sendiri. Memang hal yang lumrah kalau kita kesal dan marah dengan mereka yang mencibir dan menghakimi jalan hidup yang kita pilih. Hanya saja, nggak perlu terlalu dipikirin, Moms. Waktu dan energi kita terlalu berharga untuk mereka yang bisanya cuma mencibir orang lain. Lebih baik fokus untuk memberikan yang terbaik dalam tumbuh kembang anak.

“Having kids—the responsibility of rearing good, kind, ethical, responsible human beings—is the biggest job anyone can embark on.” – Maria Shriver

Kita Mungkin Bukan Ibu yang Sempurna, Tapi Kita Bisa Memilih untuk Bahagia

Menjadi ibu yang sempurna, kita pasti punya angan yang seperti ini. Memberikan semua yang terbaik untuk anak dan keluarga. Menjadi seseorang yang bisa diandalkan sekaligus dicintai oleh orang-orang terdekat kita. Hanya saja kita juga menyadari kalau diri kita juga punya kelebihan dan kekurangan. Masih banyak hal dari diri kita yang perlu terus diperbaiki. Tapi dari itu semua, kita selalu bisa memilih untuk bahagia. Menciptakan kebahagiaan kita sendiri dengan orang-orang tersayang kita.

Tak ada yang sia-sia dari pengalaman dan pelajaran yang kita dapat di bangku kuliah. Bahkan itu semua bisa jadi bekal kita untuk mendidik anak jadi lebih pintar dan cerdas. Memastikan semuanya bisa berjalan dengan baik dan memberikan semua yang terbaik untuk anak serta keluarga. Setuju, Moms?

(vem/nda)