18 Tahun Batik Komar Mengembangkan Industri Batik

Fimela diperbarui 26 Agu 2016, 18:34 WIB

Industri batik nasional merupakan lahan industri besar yang menggerakkan perekonomian nasional. Seperti halnya Batik Komar yang memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan industri batik. Sudah 18 tahun lamanya, Batik Komar berdiri dan sampai saat ini masih diminati masyarakat.

Yeyen Komar selaku Owner dari Batik Komar menjelaskan arti motif dan sejarah batik. Batik berasal dari Jawa, ia dan suami berasal dari Cirebon yang kemudian mengembangkan batik. Menurutnya batik harus melalui proses lilin panas sebagai pelintang warna.

"Karena saya berdomisili ke Bandung kami pun mengembangkan batik di Bandung. Jadi yang namanya batik bila tidak melalui lilin panas bukan batik namanya, tapi tekstil bermotif batik," ucap Yeyen kepada Vemale dalam Pameran Warisan di JCC Senayan Jakarta Pusat Kamis 25 Agustus 2016.

Lahir dari keluarga pembatik, Yeyen pun dengan mudahnya membedakan mana batik asli dan palsu atau tiruan. Ia mengatakan semakin banyak warna maka akan semakin mahal harga batik tersebut. Berbeda dengan tekstil bermotif batik yang harganya murah.

"Kalau print hampir persis, rapi dan sempurna. Batik yang penuh warna dan sempurna tapi harganya murah hanya 100 ribu dan 200 ribu, itu bukan batik. Kalau batik asli dikerjakan semakin banyak warna akan semakin sulit, karena melalui proses lilin itu sendiri," jelasnya.

Menurutnya pangsa pasar industri batik di dunia berasal dari 80 persen di Indonesia. Batik Komar pun bekerja sama dengan desainer Amerika dan Jepang untuk membuat busana yang terbuat dari kain batik.

"Kami kerjasama dengan Jepang sudah 12 tahun, dari kita kain batik untuk bahan kimono dan obi. Dan Amerika desainer yang pesan dengan kami dalam bentuk bahan dibuat menjadi busana. Nama desainer Maiyet, biasanya bikin per musim, musim semi warnanya apa, kita buat warna spring warna cerah yang tidak berat dan tidak banyak warna, seperti abu ke pink muda," tambah Yeyen.

Yeyen berharap bila Batik Komar membuat desain dan warna baru dapat diterima pasar, ia pun tidak akan pernah berhenti untuk mengembangkan industri batik yang merupakan warisan budaya bangsa Indonesia.

(vem/yun/apl)