Tak ada orang yang mau pernikahannya berakhir dengan perceraian. Semua orang pasti ingin pernikahannya langgeng hingga kematian memisahkan. Tapi beberapa hal dan alasan bisa jadi membuat beberapa pasangan sampai pada keputusan cerai.
Seperti halnya musim kawin, tahukah kamu bahwa ternyata ada musimnya cerai lho. Ada waktu-waktu tertentu di mana pasangan menikah rawan memutuskan untuk bercerai. Hal ini diungkapkan sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di University of Washington.
Penelitian yang dilakukan para sosiologis ini menganalisis registrasi perceraian di Washington antara tahun 2001-2015. Data menunjukkan bahwa kebanyakan perceraian terjadi di bulan-bulan Maret dan Agustus.
Menurut penulis penelitian, kebanyakan penyebabnya bisa berasal dari kegiatan semacam liburan dan acara-acara tertentu yang berlangsung di kisaran bulan itu. Peneliti juga mengatakan bahwa kebanyakan orang harus memikirkan tentang banyak hal sebelum memutuskan cerai, seperti misalnya kondisi keuangan, pengacara, dokumen, pekerjaan dan lain sebagainya, dan entah mengapa bulan-bulan itulah yang dipilih paling banyak.
Melihat kenyataan bahwa penelitian ini hanya dilakukan di Washington, tidak kemudian bisa menjadi acuan bahwa bulan Maret dan Agustus jadi bulan cerai ya. Setiap negara dan daerah memiliki budaya, kebiasaan dan masalah yang berbeda. Tentu ini bisa jadi berbeda di Indonesia. Masih belum ada penelitian semacam ini di Indonesia.
- Menanam Pengkhianatan, Menuai Buah Pahitnya Kepercayaan
- Aku Tetap Kuat Saat Mantan Suami Bertanya, ''Kapan nikah lagi?''
- Suami Ceraikan Istri Saat Resepsi Pernikahan, Alasannya...
- Tidak Ada Pernikahan Gagal, Percaya Semua Masih Dapat Diperbaiki
- Terjebak Dalam Pernikahan Tak Bahagia? Ini 4 Tandanya Ladies