Seketika, di Usia 25 Tahun Hal-Hal Ini Tak Lagi Sama di Matamu

Fimela diperbarui 21 Agu 2016, 13:38 WIB

Usia 25 tahun, bagi seorang perempuan adalah milestone baru dalam kehidupannya. Usia perak ini, kita seakan diharuskan menancapkan patok penentu langkah hidup dan masa depan kita.

Seiring berjalannya waktu dan pengalaman hidup, apa yang kita pikirkan di hari ini tak lagi sama dengan yang kita pikirkan lima tahun, dua tahun bahkan setahun yang lalu. Jika dulu kita lebih memilih menghabiskan waktu di malam minggu untuk pergi ke klub, sekarang rasanya ngopi-ngopi bareng sahabat terdekat dan pulang sebelum portal perumahan di tutup, lebih memuaskan dan menentramkan batin. Tak hanya itu ...

    Tak lagi bersikeras pada idealisme pekerjaan

    Setelah lulus, pengennya sih bekerja di perusahaan yang sesuai dengan passion. Tetapi semakin dijalani, akhirnya kita tahu mana yang akan memberikan kita kesempatan berkembang dan penghasilan yang rasional. Pada akhirnya, kita akan memilih yang mana mampu menghidupi kita. Sad, but true ...

    Mencintai tak lagi soal kesempurnaan fisik

    Segala standar fisik yang pernah digembar-gemborkan, akhirnya tak lagi penting saat kamu menyadari yang kamu butuhkan adalah orang yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman dan mau membagi hidupnya denganmu.

    Keluarga adalah prioritas yang sangat penting

    Di usia 25 ini kamu menyadari usia orang tua semakin menua. Kamu harus bisa mandiri agar tak membebani mereka di masa tuanya. Di hari Minggu pun, daripada pergi keluar bersama teman-teman, kamu lebih memilih di rumah untuk sekedar makan siang bersama ayah-ibumu.

    Ternyata yang dikatakan Ayah-Ibu ada benarnya.

    Jika di masa remaja seringkali kamu bergesekan dengan orang tua, pada akhirnya sekarang kamu sadar apa yang dikatakan orang tuamu dahulu, ada benarnya. Tentang hidup, tentang masa depan. Tentang mengapa mereka mendidikmu sedemikian kerasnya, tentang bagaimana kamu harus berjuang, bukan untuk orang lain, melainkan untuk dirimu sendiri.

    Punya uang bukan untuk dihabiskan sekarang

    ... tetapi kamu harus bersiap untuk masa depan. Suka nggak suka, kamu harus menyisihkan gajimu untuk ditabung. Karena kita semua takkan pernah tahu nasib kita besok atau lusa, apakah roda keberuntungan sedang berpihak pada kita atau justru mengantar kita jauh darinya. Mencari uang itu sulit, tapi begitu mudah menghamburkannya untuk sekali makan.

Menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa itu pilihan. Meski kehidupan orang dewasa penuh lika-liku, setiap orang harus menjalaninya. Inilah realita yang harus dihadapi. Yakinlah kamu pasti bisa memenangkannya.

(vem/wnd)
What's On Fimela