Jangan Siksa Hatimu Jika Ditanya ''Kapan punya anak?''

Fimela diperbarui 18 Agu 2016, 16:23 WIB

Mendapat pertanyaan "Kapan punya anak?" kadang membuat hati terasa perih dan air mata tak tertahankan untuk dibendung. Tentu saja pasangan yang sudah menikah ingin memiliki anak, namun kapan waktunya, itu semua rahasia Tuhan. Jika kamu sering mendapat pertanyaan ini, belajarlah dari pengalaman salah satu Sahabat Vemale berinisial ASP yang mengikuti Lomba Menulis #StopTanyaKapan.

-oOo-

"Kapan?"

Mungkin kata itu adalah kata tanya kedua yang sempat bikin saya terpancing emosi setelah "Dimana?". Haha.. well tapi itulah dunia. Life is never flat kata mbak Agnez Mo. Kalau dalam teori sih memang 4W dan 1H (what (apa), who (siapa) ,when (kapan), where (dimana), dan how (bagaimana)) harus terpenuhi ketika mengorek sebuah berita. Dulu, setelah lulus kuliah, pertanyaan langganan adalah "Sudah kerja dimana?". Nah sekarang yang lebih ekstrim menghampiri, ketika beberapa tahun menikah belum hamil juga, pertanyaan jelas berubah. Tapi untungnya semua syarat 4W1H tidak dipenuhi. Kalau iya, bisa ambrol pertahanan emosi saya.

Bayangkan saja jika semua pertanyaan 4W1H ditanyakan, saya coba untuk menjabarkannya:

What: "Apaaaa... kamu belum hamil juga?" (Abaikan, ini cuma plesetan dari saya saja).

Who: "Siapa yang bermasalah, kamu atau suamimu?".

When: "Kapan sih kalian nikahnya, sudah berapa tahun?".

Where: "Dimana saja kalian sudah periksa kesehatan reproduksi berdua?".

How: "Terus terus.. bagaimana solusi dari dokternya?"

Dan untungnya wawancara jenis di atas belum pernah terjadi dengan saya. Alhamdulillah.

Tapi saya tidak bisa bohong bahwa saya pernah sedih. Pasti pernah, sebagai manusia biasa saya harus pernah merasa sedih. Mungkin saya malah takut kalau tidak pernah punya rasa sedih. Apakah saya selalu sedih ketika pertanyaan itu datang? Oh no. Saya tidak akan membiarkan anugerah Tuhan yang berupa hidup ini saya isi dengan kesedihan hanya karena pertanyaan "Kapan?".

Buat kamu yang sedang mengalami rasa sebal dan sedih karena sering ditanya "kapan?", come on, ladies.. jangan menyakiti diri sendiri dengan membenci setiap orang yang menanyakan hal itu. Setelah mengalami beberapa kesulitan ringan dalam hidup (karena saya yakin banyak manusia selain saya yang mempunyai masalah lebih berat) saya coba melihat beberapa hal dari sudut pandang orang lain yang (mungkin) pernah saya dzolimi.

Coba kita ingat-ingat lagi pernah tidak secara sengaja ataupun tidak, walaupun sebenarnya sekedar basa-basi, bercanda atau bahkan sebenarnya kita bermaksud memberi 'perhatian' kepada orang lain dengan mengucapkan kata tanya "kapan?". Kalau saya, saya yakin pernah melakukannya walaupun lupa. Misalnya nih, "Kapan kamu mau bayar hutang?". Bisa jadi saya niatnya bercanda saja, eh ternyata dia tersinggung.

Naahh.. itu dia. Coba kita lihat keadaan kita yang sedang menghadapi pertanyaan kapan itu dari sudut pandang lain. Dari sisi positif. Dari sisi berbaik sangka kepada orang lain. Mungkin saja mereka sebenarnya cuma basa-basi untuk obrolan. Bahkan mungkin mereka sebenarnya sedang perhatian dengan kita. Jadi untuk apa kita jadi menangis, bersedih, ataupun membenci orang lain bahkan sampai menuntut Tuhan?

Kalaupun ternyata niat mereka memperolok kita, sudahlah.. itu urusan dia dengan Tuhan. Apakah kita juga sudah yakin sejak kita dilahirkan ibu sampai sedang menunggu untuk bisa hamil, melahirkan dan merawat anak, kita tidak pernah memperolok dan menyakiti orang lain?

Kita bilang mereka kepo? Selalu ingin tahu tentang orang lain? Yakin kalau kita sendiri tidak pernah sekalipun kepo? Walaupun sekedar ingin tahu berapa harga sandal jepit cewek paling wow di kantor, asli atau kw. Yakin. Yakinlah pada Tuhanmu. Dia selalu memberikan apapun yang kamu minta di waktu yang tepat. Anak itu hak Tuhan.

Berprasangka baiklah pada Tuhan

Apapun agamamu, saya yakin pasti mengajarkan untuk sabar. Sabar itu berbatas? Tidak. Sabar itu tidak berbatas. Buktinya emak-emak tetap sabar mantengin sinetron yang beratus-ratus episode walaupun tiap nonton pasti ngomel tidak jelas hanya karena setiap tokohnya selalu gagal bertemu, atau karena ada mobil roti lewat saat adegan seru, atau lagi menunduk mengambil recehannya yang jatuh saat adegan penting.

So, keep on spirit, ladies. Hidup bukan hanya untuk bersedih karena mendengar pertanyaan "Kapan?". Kamu mau marah sama Tuhan Sang Pemilik Waktu? Mau protes. No! Kita sama sekali tidak berhak. Coba letakkan tangan kiri di dadamu, kembangkan lebih lebar lagi napasmu, lalu letakkan tangan kanan di depan lubang hidungmu. Masih mau menuntut Tuhan?

Saya tidak akan berdebat jika ada yang bilang "bicara memang mudah", karena saya tahu, sangat tahu kalau ini semua tidak mudah, karena saya sedang mengalaminya. Saya juga sedang berusaha untuk selalu memotivasi diri sendiri. Selalu bersyukur. Selalu berusaha. Ingat sabar itu tidak ada batasnya.

Mari kita perbaiki dan berusaha memantaskan diri sampai Tuhan percaya bahwa kita bisa menjadi istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak-anak kita kelak. Aamiin.

(vem/yel)