Ritual Pemasangan Hena dalam Pernikahan Tradisional di Indonesia

Fimela diperbarui 15 Agu 2016, 14:50 WIB

Tradisi mewarnai jemari pengantin dengan hena, tidak hanya ditemui di India. Dalam balutan busana pengantin, seringkali kita jumpai hena turut mempercantik tampilan mempelai wanita. Masyarakat Indonesia juga memiliki tradisi yang melibatkan penggunaan hena pada upacara pernikahannya. 

    Malam Bainai

    Dalam bahasa Minangkabau, Bainai berarti melekatkan tumbukan halus daun pacar merah yang dalam istilah Sumatera Barat disebut inai ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita. Tumbukan halus daun inai ini didiamkan semalam dan akan meninggalkan warna merah yang cemerlang pada kuku. Karena pekerjaan mengawinkan seorang anak gadis untuk pertama kalinya dianggap begitu sakral di Minangkabau, semua keluarga dan tetangga ingin menunjukkan partisipasi dan rasa perhatian pada keluarga yang sedang mengadakan acara adat. Acara malam bainai dilangsungkan malam hari di mana semua tetangga dan kerabat berkumpul untuk saling bersilaturahmi sebelum menggelar pesta pernikahan keesokan harinya.

    Mapacci

    Daun pacar atau yang dikenal sebagai daun pacci dalam adat Bugis-Makassar dinamakan dengan Pacci yang terkait dengan Paccing yang dalam bahasa Bugis disebut suci. Dengan demikian, pelaksanaan upacara mapacci menggambarkan upacara pernikahan yang suci. Acara Mapacci sendiri dilaksanakan saat acara Tudang Mpenni, menjelang pelaksanaan akad nikah di keesokan harinya. Setelah acara mapacci, calon mempelai diharapkan memiliki kesucian hati untuk memasuki bahtera rumah tangga di keesokan harinya. Warna pacci yang merah dan sulit hilang juga muncul sebagai simbol pernikahan yang kekal dan langgeng. Acara mapacci dipenuhi dengan doa yang khidmad dan restu dari para kerabat yang hadir. Selain itu juga perlu dihadiri oleh 9 pasang sesepuh yang berasal dari keluarga ayah dan ibu mempelai.

    Berinai Curi

    Acara berinai yang dilangsungkat oleh masyarakat Riau cukup unik, karena di malam calon pengantin menjalankan upacara ini, perlatan berinai yang telah dipersiapkan di rumah calon pengantin wanita secara diam-diam akan dibawa ke rumah calon pengantin laki-laki untuk berinai. Cara membawa inai dengan diam-diam inilah yang menjadikan malam berinai di Riau ditambah dengan kata Curi. Dilakukan 3 hari menjelang pernikahan, malam berinai harus diawali oleh Mak Andam atau perias pengantin wanita untuk mempersiapkan peralatan berinai. Upacara berinai sendiri mengandung maksud untuk menolaj bala sebelum pernikahan terjadi. Tak hanya di jemari dan di kuku, inai juga dipakaikan di telapak tangan sebagai tanda penjaga diri dan dipakaikan juga di telapak kaki agar tak berjalan jauh sebelum upacara pernikahan dimulai.

Bagaimana tertarik mencoba?

(vem/bridestory/apl)