Seorang laki - laki dengan lemah dan nada bicara pasrah berkata"Saya akan berikan cincin saya senilai Rp. 200 juta kepada siapapun. Asal dia mau memakainya dengan segala konsekuensinya. Dan saya akan menjamin kehidupanmu setelah itu. Adakah?"Terdengar bak sebuah lamaran seorang laki - laki. Namun sebenarnya ditujukan kepada semua, baik perempuan maupun laki - laki, yang mau menerima.'Lamaran' ini adalah bukan untuk sebuah ikatan perkawinan antara laki - laki dan perempuan. Bukan layaknya pertunangan ataupun pernikahan. Ini penawaran yang muncul dalam ketidakberdayaan akan hidup yang harus dijalani dengan 'cincin' yang harus dipakainya. Cincin yang membawa resiko dan konsekuensi bagi pemiliknya atau pemakainya sejak detik pertama cincin dipakainya.Tak seorangpun mau menerima tawaran ini. Tak seorangpun menginginkan untuk memakainya, tak juga seorang yang papa yang tak memiliki apa - apa dan 200 juta Rupiah adalah nilai yang belum pernah dimilikinya sepanjang hidupnya.Cerita di atas bukanlah cerita versi baru dari Frodo Baggins Si Hobbit, pembawa Cincin Kutukan pada film The Lord of The Ring. Atau cerita rekaan tentang seorang laki - laki yang hampir putus asa dalam mendapatkan pasangan hidup hingga mengajukan penawaran kepada baik laki - laki atau perempuan agar mau menerima 'pinangan' tukar cincin. Cerita di atas terinspirasi dari sebuah kisah yang sebenarnya, dari seorang tetangga. Laki - laki yang di penghujung masa mudanya menuju tua, harus menggunakan cincin di jantungnya. Cincin yang ditanamkan di jantungnya agar darah mengalir dengan lancar ke dan dari jantungnya. Cincin yang membuatnya agar tetap hidup keterbatasan dan ketergantungan yang tak akan lagi bisa dipisahkan darinya dan kehidupannya.Tak heran, siapapun tak akan mau menerima 'tawaran'nya. Tak juga saya. Saat sore tadi bersua dan bercakap - cakap dengannya lalu mendengarkan kalimat - kalimat yang diucapkan dalam kondisi dan penampilannya yang pucat, lemah dan membuatnya menua. Lebih tua daripada usia yang sebenarnya. Sore yang bertepatan dengan seminggu setelah cincin disematkan di jantungnya. Mengingatkan pada satu ujaran bijak tentang badan manusia dan nilai sebenarnya, bahwa:
"To keep the body in good health is a duty. Otherwise we shall not be able to keep our mind strong and clear"
Mungkin, karena apa yang dirasakan dan penderitaan yang harus ditanggungnya tadi, membuatnya meracau dan kehilangan akal sehatnya lalu berhalusinasi. Mengandaikan sebuah kemustahilan yang bisa terjadi dalam bentuk 'tukar cincin' kepada orang yang mau menerima dan menggantikan posisinya. Mengandaikan jika saja cincin itu tak bersemayam di jantungnya, dan mengandaikan agar waktu bisa berputar balik, sehingga dia bisa merawat tubuh dan menjaga kesehatannya.Mari, jika anda tidak ingin kehilangan akal sehat karena tubuh tak sehat. Rawat, sayangi tubuh dan jagalah kesehatan sebagai wujud terima kasih kepadanya dan kepada penciptanya. Rawat dan jagalah sebelum jantung anda meminta cincin yang bernilai ratusan juta dan mengikat anda dalam satu simpul yang melekat dan abadi.
Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom. Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di http://spinmotion.org/
- Hidup Bahagia Dengan Rp. 50 Ribu Sehari, Cukupkan Atau Cukupkah?
- Kala Uban Dan Keriput Tak Mempan Dengan Perawatan Super Mahal
- Ingatlah Bersikap, Karena Saat Sang Ajal Datang, Kita Harus Siap
- Katakan 'Maaf', Tak Sekedar Terucap Namun Juga Pertanda Insyaf
- Gelapnya Pandangan, Tak Berarti Hidup Tak Diterangi Kebahagiaan
(vem/wnd)