Kalau Kamu Berani Menertawakan Diri Sendiri, Itu Tandanya...

Fimela diperbarui 08 Agu 2016, 11:20 WIB

Di momen yang canggung atau konyol, pernahkah kamu bisa lepas menertawakan diri sendiri? Tak semua orang bisa menyikapi momen seperti itu dengan tertawa. Kebanyakan lebih memilih untuk diam atau justru menyembunyikan diri karena malu.

Tapi ternyata ada sebuah potensi tersembunyi dari kemampuan menertawakan diri sendiri itu. Dilansir dari lifehack.org,orang yang mampu menertawakan diri sendiri itu memiliki sikap yang positif dan pribadi yang menyenangkan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ursula Beermann dan Willibald Ruch menyatakan bahwa orang-orang yang bisa menertawakan diri sendiri itu cenderung lebih ceria dan nggak kaku dibandingkan orang yang bisanya cuma terlihat tenang-tenang saja.

Dalam penelitian mereka, 70 mahasiswa S1 diuji. Mereka diminta untuk mengukur kemampuan mereka menertawakan diri sendiri. Mereka kemudian memilih satu atau dua orang rekannya yang lain untuk memberikan pendapatnya soal hal ini via kuesioner. Ketika mereka mengisi kuesioner di komputer, tanpa sepengetahuan mereka, ada kamera yang mengambil foto mereka.

Kemudian para partisipan ditunjukkan foto diri mereka yang sudah diedit dan dimanipulasi. Ekspresi mereka kemudian direkam dan dianalisis. Peneliti mengamati empat hal: kelucuan yang tak dibuat-buat, senyuman, senyum Duchenne (senyum simetris yang melibatkan kerutan pada otot-oto di sekitar mata), dan tawa. Senyuman pura-pura pun dianalisis.

Hasilnya 80 persen partisipan menunjukkan senyuman yang tulus setidaknya satu kali ketika melihat foto-foto tersebut. Partisipan yang menyatakan kalau diri mereka punya kemampuan untuk menertawakan diri sendiri membuktikan kebenarannya. Rekan-rekan mereka pun membenarkan hal itu. Dan, ternyata orang-orang yang mampu menertawakan diri sendiri ini punya dasar kepribadian yang lebih ceria dan nggak terlalu kaku, selain itu mood mereka juga lagi dalam keadaan bahagia saat pengujian tersebut.

Tapi ada penelitian lain yang tak kalah menarik.

Sebuah penelitian lain yang dilakukan Colette Hoption, Julian Barling, dan Nick Turner memberi sudut pandang berbeda. Berdasarkan penelitian mereka, orang yang mampu menertawakan diri sendiri itu punya potensi untuk menjadi seorang leader (pemimpin).

Penelitian tersebut yang lebih fokus pada situasi di tempat kerja menyebutkan bahwa pemimpin yang bisa menertawakan diri sendiri dan bukan menertawakan rekan kerjanya dianggap lebih menyenangkan, perhatian, dan dapat dipercaya.

Para peneliti tersebut berhipotesis kalau seorang pemimpin bisa menertawakan diri sendiri, maka orang-orang akan menganggapnya sebagai seseorang yang menyukai gurauan dan punya rasa peduli pada orang lain.

Dengan menertawakan diri sendiri, para pemimpin ini menunjukkan bahwa mereka tak terlalu mempersoalkan status antara atasan dan bawahan. Sehingga mereka akan dianggap sebagai orang yang perhatian.

Penelitian tersebut melibatkan 155 mahasiswa bisnis. Mereka ditempatkan dalam salah satu dari empat situasi kelompok ini: menertawakan diri sendiri, menertawakan orang lain, menertawakan persamaan atasan dan para bawahannya, serta situasi tanpa humor. Mereka kemudian diminta untuk membaca pidato untuk mengenalkan karyawan baru. Isi pidato itu diubah sesuai dengan situasi kelompok masing-masing.

Hasilnya mereka yang berani menertawakan diri sendiri dianggap lebih dapat dipercaya dan punya potensi jadi pemimpin yang lebih baik. So, kalau kamu juga punya keberanian untuk bisa menertawakan diri sendiri di situasi-situasi tertentu, itu tandanya kamu bisa jadi seorang pemimpin yang baik.

Seseorang yang punya sisi humoris pastinya mudah bikin orang di sekitarnya merasa lebih rileks dan nyaman, ya Ladies. What do you think about it?

(vem/nda)