Kasus vaksin palsu yang terbongkar beberapa waktu lalu membuat warga masyarakat sangat resah dan khawatir. Khususnya para orang tua yang anaknya pernah divaksinasi di salah satu rumah sakit yang masuk dalam daftar rumah sakit yang mengedarkan vaksin palsuini. Rasa cemas dan khawatir pastilah menghantui mereka semua.
Kecemasan itu juga dirasakan oleh wanita berumur 27 tahun, Lia. Saat Vemale berkunjung langsung ke Rumah Sakit Harapan Bunda Kramat Jati, Jakarta Timur, Lia menceritakan dirinya sedang mengajukan permohonan dengan membawa persyaratan untuk mengulang kembali penyuntikan vaksin untuk buah hatinya, Faras, yang kini usianya satu tahun tiga bulan.
"Suami saya pas hari pertama pengumuman dari Menteri Kesehatan langsung ke sini malamnya, terus baru ke sini lagi, kami baru dua kali ini. Kami lagi mau proses, takut kan, hanya memastikan saja. Kami datang hanya untuk memenuhi persyaratan," ucap Lia di RS Harapan Bunda (Jakarta, Minggu 17 Juli 2016).
Diakui Lia, ia sudah lima kali melakukan vaksin di rumah sakit ini. Dirinya pun merasa takut dan khawatir bila si kecil ternyata menjadi korban vaksin palsu. Lia pun merasa cemas kalau ternyata imunnya palsu, apalagi di Jakarta saat ini banyak macam virus yang mudah masuk ke dalam tubuh balitanya.
"Kemarin dapat kabar vaksin palsu ada di rumah sakit ini bulan Maret-Juni 2016. Dan proses transaksi pembayarannya pun langsung kepada dokter atau perawat yang menangani. Kalau anak saya ini tahun kemarin. Dan kami sih langsung bayar ke kasirnya. Agak lega juga dan berdoa supaya tidak kena," jelasnya.
"Dan kemarin juga dapat kabar, kalau di bulan Maret itu rumah sakit kehabisan stok, pihak rumah sakit jadi ambil dari distributor di luar yang biasa mereka ambil," tambah Lia.
Saat ditanya berapa harga penyuntikan vaksin di rumah sakit tersebut, Lia menjawab harganya dimulai dari Rp. 300.000 hingga Rp. 600.000.
Ia pun berharap tidak terjadi apa-apa dengan bayi-bayi yang sudah menerima vaksin di tempat ini. Dan Lia memberikan saran kepada orang tua yang memang nanti hasilnya anak mereka menjadi korban vaksin palsu, lebih bersabar, buka hati dan jalani semua prosesnya.
"Saya merasakan ya karena punya anak kecil. Kemarin anak saya sempat sakit juga. Alhamdulillah, diare panas aja. Saya berdoa semua bayi-bayi sehat. Jika benar sebagai korban, kita berdoa supaya rumah sakit kasih ganti rugi dan tetap berusaha," tutup Lia penuh harap.
(vem/yun/nda)