Industri fashion di Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini, terutama modest fashion. Hal inilah yang membuat semakin banyaknya brand lokal yang membantu fashion muslim berkembang.
Maka dari itu, untuk mendukung produk lokal yang berkualitas Muslimarket.com hadirkan SOUQ Jakarta 2016, yang dimulai dari tanggal 23 Juni - 26 Juni 2016 di The Space Senayan City. Konsep pop up market ini baru pertama kali diselenggarakan yang dikemas secara modern dan disesuaikan dengan selera kaum urban, khususnya di Jakarta.
Riel Tasmaya sebagai CEO Muslimarket.com mengatakan bahwa Muslimarket genap memasuki usia satu tahun dan untuk merayakannya maka diselenggarakan SOUQ Jakarta 2016 dan event ini merupakan pop up market muslim terbesar.
"Kita membuat acara ini dengan mengkurasi serta memilih desainer dan tenant untuk kita ajak kerjasama di event berikutnya. Di tahun penyelenggaraan SOUQ pertama ini terdapat 70 tenant. 80% fashion dan 20% non fashion," ucap Riel Tasmaya saat ditemui Vemale dalam jumpa pers di Senayan Jakarta.
Banyak rangkaian kegiatan pada acara yang berlangsung selama 4 hari ini, di antaranya talkshow dan community meetup. Seperti fashion, religi, bisnis, kesehatan dan kecantikan. Dengan menghadirkan narasumber yaitu Jenahara, Restu Anggraini, Kami Idea, Gen Halilintar, Ustad Fatih Karim dan Risty Tagor.
"Di Indonesia perkembangan fashion muslim mengalami perkembangan dan ini suatu keunggulan di mana Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Menjadi market yang sungguh luar biasa dan ke depannya akan menjadi lebih besar lagi," tambah Jenahara dalam kesempatan yang sama.
Jenahara mengakui bila ia mengadakan fashion show di luar negeri, Jehan yang merupakan sapaannya senang memperkenalkan busana muslim di kancah internasional, sehingga banyak yang tertarik dan ingin melihat fashion muslim Indonesia.
"Fashion muslim masih bisa di gebrak, dan ini belum ada apa-apanya baru persiapannya aja. Tapi, aku yakin it's gonna big kalau dikerjakan bersama-sama," jelas Jenahara.
"Satu hal yang paling penting, kita harus berjamaah membangun muslim industri, nggak hanya di bidang fashion fashion saja, tetapi seperti kaligrafi dan travel juga bisa. Kedua, bila ingin menjadi pusat muslim dunia harus perhatikan kualitas, apakah sudah bisa dibandingkan dengan brand luar. Itu harus dipikirkan dan bersama-sama kolaborasi menjadi pusat muslim lifestyle di dunia," tutup Riel Tasmaya.