Memutuskan untuk memeluk sebuah agama apalagi pindah agama tentu bukanlah suatu perkara yang mudah. Perlu keyakinan kuat dari dalam diri dan juga adanya hidayah dari Tuhan agar seseorang memantapkan hati untuk berpindah keyakinan.
Jika sebelumnya ada kisah para selebriti yang memutuskan pindah keyakinan dan menjadi mualaf atau seorang gadis yang akhirnya menemukan ketenangan batin dan kenyamanan beribadah setelah memeluk Islam, kali ini seorang pria juga menceritakan kisahnya bagaimana ia merasa semakin dekat dengan Tuhan hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjadi mualaf dan memeluk Islam.
Dikutip dari laman merdeka.com, pria tersebut bernama Samuel Howat. Ia adalah pria asal Inggris. Dari pengakuannya, pria yang sering kali disapa dengan Sam ini telah memeluk Islam sejak tahun 2010. Sebelum memeluk Islam, Sam mengaku bahwa ia sering kali nongkrong bersama teman-teman yang beragama Islam. Sam mengatakan,
"Aku berteman dengan beberapa muslim dari berbagai negara di Afrika. Aku memang telah tertarik dengan Islam, dan untuk mengetahui lebih banyak hal mengenai Islam aku sengaja datang ke teman-teman yang muslim dan nongkrong serta ngobrol bersama mereka."
Sebelum mengenal Islam, Sam mengaku bahwa ia sama sekali tak pernah tahu apa itu Islam. Maklum, ia adalah putra dari keluarga yang mayoritas beragama non muslim. Selama ini, ia juga dibesarkan di keluarga tersebut dan tak pernah mengetahui ajaran Islam sama sekali. Hingga akhirnya, ia berpetualang ke negara lain dan perlahan mulai mengenal Islam.
Saat pertama mengenal Islam, Sam mengaku bahwa ia merasa nyaman dan tertarik dengan Islam. Ia pun lantas merasa menjadi semakin dekat dengan Tuhan dan ia mulai mengetahui ke arah mana jalan hidupnya. Ia juga merasa bahwa ia bisa lebih mengontrol emosinya, menjadi pribadi yang lebih sabar dan lebih bisa bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan untuknya. Sam mengatakan,
"Aku merasa Islam bisa membantu memperkuat keyakinanku dan Islam telah memanduku untuk menjalani hidup dengan lebih baik dan benar."
Mengenai keluarganya sendiri, saat Sam memutuskan untuk mendalami Islam dan menjadi mualaf, keluarganya begitu mendukungnya. Bagi keluarganya, apa yang menjadi keyakinan Sam murni dari hatinya sendiri dan jika memang itu yang terbaik maka tidak ada alasan bagi keluarga untuk melarangnya.
"Aku memiliki keluarga yang sangat mendukung. Mereka senang selama aku senang dan bahagia. Mungkin, mereka sedikit merasa khawatir tetapi mereka tetap yang terbaik. Mereka mendukung, bangga dan percaya dengan keputusan yang aku ambil." Jelas Sam.
Untuk diskriminasi setelah menjadi mualaf, Sam mengaku bahwa ia tak pernah mendapatkan diskriminasi. Hanya saja, ia sesekali merasa sedih dan kecewa saat ada orang yang menganggap bahwa Sam memeluk Islam karena ia ingin menikah dengan wanita muslim. Padahal, dari hati yang paling dalam, Sam memeluk Islam tulus dari hatinya sendiri dan itu terjadi jauh sebelum ia bertemu dengan sang istri.
Kisah yang begitu mengesankan ya. Semoga, apa yang menjadi keputusan Sam adalah keputusan terbaik dan ia tetap istiqomah dengan menjadi mualaf. Apapun dan bagaimanapun keyakinan yang di anut, semoga kita semua selalu bisa untuk saling menghargai dan menghormati serta hidup berdampingan satu sama lain dengan baik, tulus juga ikhlas. Bagi kamu yang sedang menjalankan ibadah puasa, selamat menjalankan ibadah puasa dan semangat selalu.
(vem/mim)