Yakinkan Hatimu Sebelum Melangkah, Pahami Cerai Sebelum Menikah

Fimela diperbarui 21 Jun 2016, 10:15 WIB

Pahamilah cerai sebelum nikah. Pelajarilah walau tidak diajarkan di kampus - kampus atau di sekolah - sekolah. Belajarlah dari orang - orang yang telah mengalaminya sudah. Bertanyalah pada laki - laki, perempuan dan anak - anak yang hidupnya harus berubah karena berada dalam sebuah keluarga harus terpisah.

Kenapa? Agar kalian nanti selalu memikirkan anak - anakmu nanti di atas segalanya. Di atas ego ambisimu, di atas nafsu dan keinginanmu. Agar kalian nanti selalu mendasarkan semua tindakanmu dalam keseharian 'demi dan untuk' mereka.

Kenapa? Karena saat kalian akhirnya bercerai nanti, sangatlah sulit menjelaskan kepada anak - anak kalian bahwa 'cinta tanpa batas dan tak bersyarat' dalam hubungan manusia, terutama cinta laki - laki dan wanita, masihlah ada. Sangatlah sulit untuk menjelaskan pada anak - anakmu nanti, kenapa kamu dan pasanganmu harus berpisah setelah bertahun - tahun bersama - sama saling mencinta.

"In a divorce, it's better to lose everything than to drag your kids through the mud." -Todd Haefaeli"

Anak - anakmu hanya bisa lari bersembunyi dalam relung kebingungan di balik senyum mereka, karena sulit mengungkapkan apa yang mereka rasakan dalam bahasa orang dewasa. Dan nantinya, anak - anakmu justru lebih mudah merasa kehilangan rasa aman, percaya diri, sakit hati karena memahami bahwa hidup dan masa depan mereka tak akan sama lagi. Karena ternyata, anak - anakmu walau kecil juga manusia, yang butuh cinta, perhatian, kestabilan, konsistensi, kesabaran, pemahaman dan terutama rasa ingin dihargai.

Hai pemuda - pemudi Indonesia, pahamilah cerai sebelum nikah. Karena ternyata, saat kalian bercerai, sangat sulit untuk menjelaskan kepada anak - anakmu nanti, bagaimana mereka harus bersikap, bagaimana harus menghadapi hidup selanjutnya. Ketika kalian bertikai satu sama lain, mengatasnamakan prinsip dan kebenaran, kalian akan lupa bahwa hidup mereka menjadi tak lebih bernilai daripada perasaan menang atas pasangan lainnya. Di saat yang sama kalian berdua akan membawa anak - anak kalian ke dalam perang urat saraf, pergulatan emosi dan pertarungan nafsu serta sakit dan luka hati a la orang dewasa yang bekas lukanya akan mereka bawa hingga dewasa.

Setelah perkawinan kalian berakhir, sangat sulit menjelaskan kepada anak - anak kalian bahwa mereka lahir dari sepasang ayah dan ibu yang pernah saling mencinta. Karena ternyata, kalian akhirnya justru yang memberikan pesan bahwa dalam hubungan cinta antara dua manusia, dibutuhkan hati cadas dan sikap yang keras agar tak terluka. Tak menutup kemungkinan nanti mereka akan mempraktekannya saat mereka dewasa. Karena ternyata, setelah cerai itu tiba, sangatlah sulit untuk meyakinkan anak - anak kalian bahwa mereka akan baik - baik saja, untuk berbaik - baik saja dan untuk tidak akan meniru perceraianmu nantinya saat mereka dewasa. Setelah cerai itu terjadi, sangatlah sulit untuk memberikan janji lagi kepada anak - anak kalian, bahwa masa depan mereka akan tetap sama dengan anak - anak lainnya.

Karena ternyata, setelah pernikahanmu usai, luka hati kalian tidak akan pernah ada artinya dibanding dengan luka anak - anakmu saat melihat bapak ibunya bertikai lalu bercerai.

Hai pemuda - pemudi Indonesia, pahamilah cerai sebelum nikah. Karena di saat cerai terjadi, sulit untuk kembali meyakinkan diri kalian sendiri terlebih anak - anak kalian nanti, bahwa hanya hal baiklah yang terjadi kepada orang baik.

Dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale Dotcom

Lebih dekat dengan Spinmotion (Single Parents Indonesia in Motion) di

(vem/wnd)