Sakit Kepala Menyerang, Perlukah Kita Membatalkan Puasa?

Fimela diperbarui 21 Jun 2016, 09:41 WIB

Bulan puasa, bagi umat Muslim di seluruh dunia, merupakan berkah yang dinanti-nanti selama setahun. Dalam waktu satu bulan lamanya, umat Muslim menahan haus, lapar dan nafsu duniawi lainnya sejak matahari terbit hingga terbenam.

Selama bulan puasa ini, tubuh menyesuaikan ritme asupan makanan dan minuman dengan aktivitas sehari-hari. Terkait dengan penyesuaian sistem tubuh dan ritmenya, banyak orang mengalami sakit kepala atau migrain. Well, itu sebenarnya wajar kok, Ladies.

Sakit kepala atau migrain yang dialami saat menjalankan puasa umumnya disebabkan karena dehidrasi, kondisi hipoglikemia atau turunnya gula darah dalam tubuh, atau sebagai akibat mengurangi konsumsi kafein selama masa puasa.

Hipoglikemia terjadi jika seseorang mengkonsumsi makanan tinggi gula sebelum puasa. Hal ini akan mengakibatkan naiknya gula darah dalam tubuh, tetapi cepat juga turunnya. Inilah yang mengakibatkan seseorang mengalami rasa sakit di kepala.

Sementara itu sakit kepala saat berpuasa juga umum disebabkan karena dehidrasi. Otak manusia mengandung 75% air dan sangat sensitif terhadap jumlah air yang tersedia untuk menjaganya tetap stabil. Kekurangan asupan cairan mengakibatkan rasa sakit dan pening, mengakibatkan sakit kepala tak tertahankan.

Lalu, apakah sakit kepala dan migrain harus membatalkan puasa kamu? Kabar baiknya adalah tidak kok, Ladies. Dilansir dari laman health24.com, Dr. Elliot Shevel dari The South African Headache Society menganjurkan segera beristirahat dan tidur saat sakit kepala menyerang. Pening dan rasa sakit seperti ditusuk-tusuk akan perlahan hilang saat kita berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis.

Nah, itu dia saran yang sangat berguna dari Dr. Shevel untuk kamu yang sering mengalami sakit kepala atau migrain di bulan Ramadan ini. Semoga informasi ini berguna untukmu ya.

(vem/wnd)
What's On Fimela