Ladies, 10-15 tahun lalu, sepulang sekolah anak-anak generasi kita menghabiskan waktunya dengan nonton acara anak-anak di televisi. Sebut saja, Tralala-tralili atau telenovela anak seperti Amigos, jadi penghibur yang menyenangkan setelah seharian lelah belajar.
Berbeda dengan zaman kita dulu, anak-anak zaman sekarang berbeda. Kini dengan begitu gesitnya mereka mengakses Youtube dari gadget ataupun PC. Mulai dari video unboxing mainan, aneka tutorial hingga menonton vlog dari artis-artis Youtube favoritnya.
Well, perlu diakui bahwa Youtube sangat menarik. Selain memberikan aneka pengetahuan, sebaliknya, Youtube bagaikan dua sisi mata pedang. Sisi kelam Youtube tak bisa kita abaikan. Apa saja kita bisa temukan di sana, mulai dari pornografi, hate speech, kekerasan hingga tayangan radikal menyangkut kebencian terhadap orang lain. Mengerikan? Ya, lebih-lebih lagi anak-anak juga punya kesempatan untuk membuat dan membagikan video sama seperti saat mereka punya kesempatan mengaksesnya dari para Youtubers lain.
Anak-anak masa kini adalah anak-anak generasi Z. Mereka sangat cepat beradaptasi dengan kecanggihan teknologi baru, tanpa perlu bertanya kepada orang lain bagaimana caranya. Buku manual? Mereka sudah tak memerlukannya lagi. Tetapi, kecepatan mereka memahami suatu teknologi secara teknis, belum diimbangi dengan bagaimana mereka memahami dunia maya secara etis. Tugas orang tualah yang menjadi penyaring informasi yang masuk, misalnya tayangan Youtube. Bagaimana caranya?
Buat akun keluarga
Buatlah akun Gmail yang dapat diakses oleh seluruh anggota keluarga. Melalui akun ini orang tua dapat melihat history tayangan yang ditonton dan mengatur penyaringan tontonan.
Nyalakan mode 'Safety Mode'
Youtube memiliki fitur Safety Mode untuk mengatur tayangan apa yang boleh ditonton anak-anak ataupun tayangan yang secara acak muncul di kolom rekomendasi atau autoplay.
Buatlah playlist khusus
Terkadang saat kita menonton video di Youtube, secara acak akan muncul tayangan lain yang tak sesuai dengan video sebelumnya. Ini akan berbahaya jika tayangan acak tersebut menampilkan video yang tak seharusnya ditonton anak-anak. Maka, buatlah playlist khusus untuk anak Anda. Daftarkan akun ke channel yang family-friendly misalnya Disney Channel, Sesame Street atau Pixar. Maka video akan dimainkan secara otomatis, sesuai usia dan pilihan orangtua.
Alternatif Lain Selain Youtube
Anda bisa mencoba alternatif lain selain situs Youtube yang resmi, misalnya SprogTube atau apps Youtube Kids. SprogTube dan Youtube Kids dikurasi berdasarkan konten yang ramah ditonton anak-anak.
Yang terpenting adalah jangan membiarkan anak mengeksplorasi keingintahuannya di dunia maya sendirian. Temani mereka dan berikan pemahaman bahwa internet punya dua sisi baik dan buruk. Bantulah anak-anak untuk berkreasi dengan cara yang tepat, sesuai dengan usianya. Bagaimana, Mom, apakah Mom punya saran atau pengalaman terkait tontonan anak-anak Anda? Bagi yuk di kolom komentar di bawah ini.
- Mengapa Anak Dan Remaja Masa Kini Menjadi Sangat Agresif?
- Gadget dan Internet, Tantangan #IbuIbuHot Dalam Mengasuh Anak
- Jangan Menggantikan Kehadiranmu Dengan Gadget Putra-Putrimu
- Ajari Buah Hati Berinteraksi Lebih Aktif Dengan GummyBox
- Apa Yang Harus Dilakukan Agar Anak Tidak Kecanduan Ngegame?
- Gunakan HP Saat Di-Charge, Leher Gadis Ini Alami Luka Bakar Parah