Kisah berikut ini merupakan kiriman sahabat Vemale, Zaenab, untuk mengikuti Lomba Kisah Ramadan 2016. Ia menceritakan tentang hubungan cinta segitiga yang pernah membuatnya terjebak.
***
Assalamu'alaikum Wr.wb
Saya yang sekarang hanya bisa berserah diri kepada Allah atas semua yang terjadi.
Bermula dari teman sekolah saya yang bertemu dengan saya di supermarket. Dia heran dengan kondisi saya yang jadi kurusan dan menyedihkan. Tak lama semenjak bertemu denganya ada telepon masuk ke HP saya. Saya pun jadi bingung karena pakai private number. Karena penasaran, akhirnya saya angkat dan ternyata dia adalah mantan saya. Saya pun jadi kaget karena dia tahu nomor saya. Di situ saya berpikir, "Oh, mungkin teman saya yang kemarin yang memberinya kepada dia dan menceritakan kondisi saya."
Dan dari telepon hari itu, akhirnya kami berdua bertemu, mengenang kenangan lama, bercerita dan saling janji untuk sering bertemu kembali. Entah kenapa karena seringnya kami bertemu, akhirnya rasa sayang dan cinta itu muncul kembali. Dan akhirnya kami memutuskan untuk kembali bersama lagi. Semakin hari semakin merasakan gejolak asmara layaknya orang sedang mabuk asmara. Kami berdua bahagia bisa bersama kembali.
(vem/nda)Ternyata Dia Berselingkuh
Suatu hari, teman kami yang dekat dengannya bercerita kepada saya, kalau ternyata dia yang sekarang bersama saya ternyata sudah punya pacar dan mereka sudah lama pacaran. Sungguh hati ini sakit dan menangis karena merasa dibohongi olehnya dan pada saat saya mempertanyakan semua. Dia mengaku dan dia berkata, "Maafkan aku, tapi percayalah dibandingkan wanita itu aku lebih menyayangimu dan bersabarlah sampai aku lulus kuliah, aku akan melepaskannya." Kata- kata itu sejenak membuatku tenang dan merasa cobalah untuk bertahan sedikit lagi. Karena waktu itu dia tinggal setahun lagi lulus kuliah.
Hari-hari kami pun lalui. Tapi tak sebahagia kemarin. Selalu ada masalah dan kami pun sering bertengkar karena semakin hari semakin besar cemburuku terhadapnya dengan situasi cinta segitiga. Air mata dan sakit hati pun kadang tak menentu datang, kadang pula bahagia yang begitu besar menutupi seakan berjalan bersama dengan keadaan hubungan ini.
Aku Bertemu dengan Wanita Itu
Tibalah saat dia lulus dan wisuda. Sehari sebelum acara wisuda, saya bertanya apakah nanti selain undangan keluarga yang harus hadir ada tamu lain di acara wisudanya. Dia berkata, "Oh tak ada, hanya kamu dan kakakku saja." Dan lagi aku percaya.
Pas hari H-nya saya datang ke rumahnya biar nanti bersama-sama pergi ke lokasi acara wisudanya. Namun, ternyata ada wanita itu di rumahnya bahkan sedang membantu mamanya memakai jilbab. Allah! Hati ini sakit dan menangis juga kecewa. Teganya dia membohongi saya dan bodohnya saya selalu percaya dengan ucapannya.
Ingin rasanya saya mau langsung pulang tapi dia melarang dan membujuk saya untuk sabar dan tahan amarah agar bisa bersama pergi ke acara wisudanya. Akhirnya kami pun berangkat bersama. Dari awal sampai pulang hati ini menangis, senyum di wajah ini pun bahkan tak bisa lagi muncul karena besarnya rasa kecewa yang luar biasa.
Sampai di rumahnya, saya langsung izin untuk pulang dan dia mengikuti bersama saya pergi ke tempat saya. Kami bertengkar hebat dan air mata ini seakan tak bisa berhenti. Hati ini begitu sakit dan rasanya ingin berteriak biar semua orang tahu betapa kecewanya saya. Dia hanya meminta maaf atas semua ini dan kata "maaf" itu selalu membuat hati saya sakit.
Saya menagih janji yang dulu pernah dia ucapkan dan dia berkata, "Aku minta maaf karena tak bisa tepati janjiku yang dulu karena pada akhirnya aku tak mampu untuk melepaskan dia ataupun kamu." Di situ saya merasa hubungan ini sudah tak bagus lagi. Hubungan ini sudah tak pantas untuk di lanjutkan lagi. Akan tetapi, lagi dan lagi saya terjatuh oleh rayuannya karena begitu besar rasa sayang ini terhadapnya jadi masalah hari itu saya coba lupakan.
Wanita Itu Hamil
Di bulan April kemarin tiba-tiba ada telepon masuk dari ayahnya. Langsung saya angkat dan saya hanya bisa mendengar. Bahkan berkata pun saya tak mampu. Kabar yang saya terima saat itu tak sekadar bahwa wanita itu masih bersamanya tapi ternyata sudah hamil. Dia menyuruh saya untuk melepaskan dia. Allah... tak mampu saya berkata-kata lagi bahkan sampai gugup karena emosi yang tak karuan.
Saya pun mengirim SMS padanya dan bertanya apakah betul yang dikatakan ayahnya. Dan dia berkata, "Oh jangan percaya kata mereka." Dan lagi lagi saya percaya padanya. Air mata ini pun berhenti akan tetapi rasa gelisah dan penasaran menghantui diri ini dengan kondisi wanita itu. Saya pun berkali-kali bertanya tapi tetap saja dia selalu menyangkal dan selalu bilang tidak.
Karena hati ini selalu gelisah dan merasa sepertinya betul ,saya pun shalat dan meminta jawaban dari kerisauan yang ada. Dan Allah Maha Mengetahui segala apa yang umat-Nya tidak tahu.
Di akhir bulan Mei kemarin, tepatnya seminggu sebelum bulan puasa, saya dikagetkan dengan pernyataan darinya dengan begitu banyak kata "Maafkan aku." Bahwa pada hari ini dia terpaksa menikah dengan wanita itu karena orang tua mereka telah merencanakannya. Bahkan dia sendiri pun kaget karena semua sudah tersedia dan tinggal duduk dan mulai. Hati ini begitu hancur dan bahkan menangis tak henti-hentinya karena kecewa dan sakit hati yang dikhianati berkali-kali dan berujung dengan luka.
Waktu yang di habiskan percuma bahkan umur yang tak lagi muda membuat hati ini lebih merasa beban. Menanti dan berharap sesuatu yang tak seharusnya yang tak pasti inilah yang membuat saya berkali-kali menyesalinya. Karena sesungguhnya hanya berharap kepada Allah sajalah yang seharusnya saya lakukan sekarang.
Ini Semua Tak Lain adalah Ujian untuk Saya
Diri ini pun sadar mungkin terlalu banyak kesalahan yang saya perbuat di masa lalu bersama dia sehingga Allah memberi saya cobaan terberat dalam memasuki bulan suci Ramadan ini. Sekarang setiap hari di bulan Ramadan ini, saya hanya terus shalat dan berdoa minta ampun atas segala hal yang diperbuat.
Saya malu terhadap Allah karena baru setelah ada masalah yang sungguh luar biasa ini, saya kembali shalat rutin, mengaji, dan memohon ampun. Kata orang kita memang lebih sering mengingat Allah di saat kena musibah akan tetapi melupakan Allah di saat senang nikmat dunia. Allahu Akbar, saya merendah dan sungguh sangat malu kepada Allah. Tapi sungguh saya bersyukur karena musibah hati ini datang bertepatan dengan bulan suci Ramadan, bulan yang penuh pengampunan dan bulan yang sangat tepat untuk berserah diri ke hadapan-Nya.
Saya percaya Allah menguji saya di bulan ini agar saya bisa memohon ampun dan bisa fokus dalam beribadah tanpa pacaran yang dilarang Allah. Mungkin menurut Allah ini yang terbaik buat saya, berpisah dengan dia yang selalu menyakiti saya dengan cara begini. Saya percaya di balik semua duka hati ini nanti akan ada cahaya terang yang Allah berikan kepada saya untuk bisa tersenyum bahagia kelak.
- dari saya, Zaenab
-oOo-
LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM
Mengulang sukses Lomba Kisah Ramadan Vemale.com 2015, kami kembali mengajak para sahabat untuk membagi kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya menjadi istri pada puasa pertama, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatanmu dengan Allah SWT.
Kirim kisahmu melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net
Subjek email: KISAH RAMADAN VEMALE
Hadiah Lomba:
- 20 kisah yang ditayangkan akan mendapat koleksi hijab Ria Miranda.
- 5 kisah terbaik akan mendapatkan koleksi hijab dan koleksi busana muslim dari Ria Miranda.
Kami tunggu kisahmu hingga tanggal 5 Juli 2016. Pemenang akan kami umumkan tanggal 13 Juli 2016.
Contoh kiriman pembaca pada Lomba Kisah Ramadan Vemale.com 2015:
Allah Akan Mengabulkan Doa di Waktu yang Tepat, Bukan di Waktu yang Kita Inginkan
6 Tahun Pacaran Beda Keyakinan, Perpisahan Menjadi Jawaban Dari Allah SWT
Kutemukan Hijab Setelah Terpuruk Dalam Dosa Duniawi
Dari satu kisah, kamu bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.
Share your story :)
[pos_1]