Anak Dianiaya, Ayah Minta Dukungan Medsos Untuk Tuntut Babysitter

Fimela diperbarui 24 Mei 2016, 15:00 WIB

Siapa yang tidak kesal jika anak bayi kesayangan diperlakukan tidak baik oleh babysitter yang justru dipercaya menjaga anak? Hal inilah yang dialami oleh keluarga Joshua Marbury saat mengetahui anaknya lebam-lebam karena ulah pengasuh yang ia bayar.

Dua bulan lalu, Jacob, anaknya yang masih berusia satu tahun terdengar berteriak keras dalam kamar saat ia dan istrinya, Alicia Quinney, pulang dari sebuah acara. Pengasuh yang bertanggung jawab menjaga Jacob saat itu ternyata sedang tidur di sofa. Esok harinya, Jacob terlihat lebam-lebam di sekujur tubuh.

Ia dan istrinya pun membawa Jacob ke rumah sakit. Dokter mengamati luka-lukanya dan seorang pekerja sosial mengambil foto lebam-lebam tersebut. Para dokter bahkan menunjukkan bahwa ini adalah kekerasan karena adanya handprint. Sebagai ayah ia pun tak tinggal diam.

Ia membawa kasus ini ke pengadilan, namun jaksa justru menolak laporannya. Ia berkata bahwa ia membawa dan melihat bukti itu sendiri, namun pihak jaksa mengatakan hal ini tak kuat dijadikan kasus. Tak tahan dengan sikap ini, Joshua pun mengambil gambar anaknya dan mem-posting ke media social dan menceritakan apa yang terjadi pada anaknya.

Ia ingin meminta dukungan bahwa ia bermaksud menuntut babysitter yang sudah menyebabkan anaknya lebam-lebam seperti itu. Ia berkata dalam caption foto di Facebook tersebut bahwa meski ia biasanya menjaga masalah keluarganya secara pribadi, namun ini berbeda, karena hal ini bisa menimpa siapa saja dan perlakuan ini bisa membunuh anaknya.

Susahnya tuntutan untuk kasus kekerasan pada anak ini berhubungan dengan hukum di tempat tinggal Joshua (Oregon) sendiri karena hukum di Oregon tidak begitu jelas mengenai kekerasan pada anak. Jika tak ada saksi mata langsung, luka fisik yang serius dan korban terlalu muda untuk menjadi saksi atau tak bisa menjelaskan (secara lisan) seperti apa kejadiannya, kasus ini dianggap kurang kuat sebagai kasus.

Dalam penjelasannya, Joshua mengungkapkan bagaimana anehnya hukum tersebut. "Orang mati memang tak akan bisa mengatakan siapa yang membunuh mereka, tapi apakah penilaian yang sama juga berlaku untuk bayi hanya karena mereka tak bisa bicara? Ini sungguh tak masuk akal."

Semoga kisah ini bisa menjadi pembelajaran banyak orang untuk lebih berhati-hati memilih pengasuh anak dan tidak mudah mempercayai seseorang. Karena bagaimana pun kekerasan pada anak tak bisa dibenarkan.

(vem/feb)