Usia Baru 12 Tahun, ABG Ini Sukses Diterima Kuliah di 2 Kampus

Fimela diperbarui 24 Mei 2016, 11:50 WIB

Tanishq Abraham, remaja berusia 12 tahun ini punya banyak ambisi besar dalam hidupnya. Ia ingin jadi dokter, jadi peneliti medis, hingga jadi presiden Amerika Serikat. Wah, luar biasa sekali ya cita-citanya. Tapi kalau melihat kemampuannya dan pencapaiannya saat ini, rasanya bukan hal mustahil ia bisa meraih impian besar itu.

Di usianya yang masih belia, Tanishq sudah lulus SMA dan tiga gelar dari community college di Sacramento. Dilansir dari money.cnn.com,baru-baru ini ia sudah diterima oleh dua universitas, UC Davis dan UC Santa Cruz. Wah, usia baru 12 tahun tapi sudah diterima di dua universitas dan dapat beasiswa pula. Dia diberi waktu sampai bulan Juni untuk memutuskan mau kuliah di UC Davis atau Santa Cruz.

Tanishq sudah tak sabar untuk kuliah karena akhirnya dia bisa mulai melakukan penelitian laboratoriumnya. "Aku dari dulu ingin sekali bekerja di laboratorium," kata Tanishq. Dia masih belum tahu ingin jadi dokter apa tapi ia punya ketertarikan di kardiologi dan neurologi.

Pencapaian dan prestasi Tanishq ini pun tak mungkin ada tanpa dukungan dan campur tangan kedua orang tuanya. "Perkembangannya sangat cepat sekali," ungkap ibu Tanishq, Taji. Menurut cerita Taji, putranya itu sudah minta mempelajari bahan-bahan kuliah sejak berusia 6 tahun.

Taji dan suaminya yang bekerja sebagai insinyur peranti lunak di sebuah perusahaan robotik telah berusaha semaksimal mereka untuk membuat anaknya tetap bersekolah di sekolah umum. Namun, saat Tanishq berusia tujuh tahun, Taji memutuskan untuk memilih jalur homeschoolinguntuk putra tercintanya tersebut.

"Dia sangat tergila-gila dengan ilmu pengetahuan dan punya tekad yang kuat sekali," ungkap Taji. Taji yang mendapat gelar sarjana di kedokteran hewan sebelum menjadi ibu mengatakan kalau ia bahkan mengambil sejumlah mata kuliah bersama putranya seperti geologi dan astronomi. Pastinya jadi pengalaman unik tersendiri bisa kuliah di kelas yang sama dengan putra sendiri.

Sementara itu adik Tanishq, Tiara yang berusia 10 tahun juga mengikuti homeschooling dan jenius. Tiara lebih dikenal jenius untuk bidang musik dan bahasa asing. Punya  buah hati yang sangat cerdas, Taji memaparkan, "Susah memang memiliki anak yang sangat suka belajar tapi sampai detik ini selama lima tahun kamu berhasil menanganinya."

Mendengar gambaran dan pencapaian Tanishq mungkin kita akan menganggapnya sebagai anak yang menghabiskan semua waktunya untuk belajar. Namun, ternyata Tanishq juga seperti anak lainnya. Sang ayah, Bijou mengatakan kalau putranya itu suka tertawa dan bermain. Tanishq adalah anak yang menyenangkan. "Sebagai orang tua, kami ingin memastikan ia memiliki masa kanak-kanak yang sudah semestinya," kata Bijou.

Meskipun Tanishq jauh lebih muda dari anak-anaknya, ia tak malu untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. "Aku tak merasa berbeda, aku bisa merasakan yang mereka rasakan. Aku berinteraksi dengan mereka seperti yang kulakukan pada semua orang. Aku bisa berteman sangat cepat, aku bisa menyesuaikan diri," kata Tanishq.

Kalau tidak sedang belajar, Tanishq suka bermain game Mario Kart, menonton film, atau bermain dengan adiknya. Di balik kejeniusannya, Tanishq tetaplah anak-anak seperti biasa, ya.

Walaupun diterima di dua universitas, Tanishq masih bertanya-tanya soal kenapa dirinya tak diterima di Stanford. "Aku tak tahu alasan mereka tak menerimaku. Aku sangat berharap mereka menerimaku," papar Tanishq. Padahal dia sangat berharap bisa diterima di Stanford karena sangat tertarik dengan sejumlah penelitian di kampus tersebut. Meski tak diterima Stanford, tetap saja sudah jadi prestasi luar biasa dirinya bisa diterima di dua universitas saat usianya baru 12 tahun.

 

(vem/nda)