"Work without love, is slavery" -- Bunda Teresa
Seringkali kita terjebak dalam rutinitas bekerja yang terasa membunuh sebagian dari otak kita. Sekalipun bekerja di perusahaan besar, mendapat gaji yang memuaskan dengan beragam fasilitas, tetapi hati tidak dapat berbohong. Ya, hati tidak bisa mengelak bahwa kita merasa bosan dengan rutinitas bekerja yang itu-itu saja.
Ada banyak pilihan yang bisa diambil kala hati tak sepakat dengan cara bekerja yang layaknya robot berbalut tubuh manusia. Kebanyakan dari kita memilih untuk resign. Harapan setelah resign adalah menemukan perusahaan yang selaras dengan keinginan kita: dinamis, tidak membosankan dan memberikan kesempatan bagi kita untuk mengembangkan diri. Tetapi, dari berbagai cerita yang saya dengar, nasib setelah resign dan pindah bekerja pun sama dengan saat bekerja di perusahaan terdahulu.
Bak lingkaran setan, alasan 'keluar dari zona nyaman' justru jadi alasan ternyaman sebagai alasan untuk lari dari sejenak. Tapi, Ladies, coba bayangkan, jika terus-menerus merasa kurang puas dan tidak nyaman dengan pekerjaan kamu saat ini, sampai sepuluh tahun ke depan, dua puluh tahun ke depan, sebetulnya apa yang kita cari dari rutinitas bekerja tersebut?
Rene Suhardono, seorang career coachdalam bukunya The Ultimate-U mengatakan bahwa bekerja dan berkarir adalah dua hal yang berbeda, tapi seringkali salah dipahami sebagai hal yang sejalan. Menurut Rene, karir adalah sebuah perjalanan hidup, milik kita sendiri. Sementara pekerjaan adalah posisi kita di perusahaan. Bisa jadi kita punya banyak pekerjaan, tetapi path karir kita sejalan.
Ucita Pohan, salah satu #IbuIbuHot ini punya banyak kesibukan. Dalam episode 3 #IbuIbuHot, Uchiet bercerita tentang pekerjaan yang dijalaninya sehari-hari: menjadi penyiar radio, menjadi MC, menulis blog dan banyak lagi. Mungkin banyak yang berpikir, "Wah, kerjaannya seru, mana mungkin bosan?" Well, siapa sih yang bisa menghalau datangnya kejenuhan, sekalipun pada pekerjaan yang tampaknya entertaining banget. Tetapi bagi Ucita, segudang kesibukan dan aneka pekerjaan itu menjadi sangat berarti ketika ada orang yang memberi compliment apa yang dikerjakannya. Sesimpel, "Eh Ucita ya? Gue dengerin siaran lo, lho!"
The point is, yes, your passion. Passion bisa jadi sama atau berbeda dengan pekerjaan kita. Passion tak melulu soal apa yang kita kuasai, tetapi apa yang kita cintai. Passion mengantar kita pada keinginan besar untuk berkarya. Berkarya adalah apa yang muncul dari dalam diri kita, erat kaitannya dengan nilai-nilai diri seseorang. Sementara bekerja ibaratnya punya dua 'cabang', untuk diri sendiri dan untuk perusahaan.
Ada kalanya kita tak punya pilihan, bahkan untuk resign sekalipun dari sebuah perusahaan. Biasanya terkait masalah tak bisa jauh dari keluarga, ada orang tua yang tak bisa ditinggal sendirian, dan sebagainya. Jangan sedih, Ladies, kita tetap punya kesempatan untuk mengubah keluh dan peluh menjadi lebih seru.
Ada orang-orang yang 'beruntung' memiliki karir yang sejalan dengan pekerjaannya. Namun, saat pekerjaanmu tak sejalan dengan karirmu, don't be sad. Kamu punya dua kesempatan untuk berkarya di dua bidang yang berbeda. Kuncinya, seperti yang dikatakan Carline Darjanto dan Ria Sarwono dari CottonInk, dalam episode 3 #IbuIbuHotini: "Ciptakan peluangmu!"
Ketika kamu merasa bosan dan rutinitas begitu membelenggumu, kamu tidak berkarya, melainkan hanya bekerja. Namun ketika kamu bangun pagi, menyadari nilai-nilai yang ingin diraih dan merasa bergairah dengan apa yang ingin kamu ciptakan hari ini, well, itulah berkarya. Hanya hati yang bisa menjawab, mana yang menjadi penting di hidup kita? :)
"Your work is going to fill a large part of your life, and the only way to be truly satisfied is to do what you believe is great work. And the only way to do great work is to love what you do. If you haven't found it yet, keep looking. Don't settle. As with all matters of the heart, you'll know when you find it." -- Steve Jobs
Keep pedaling and moving forward, Ladies!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tulisan ini merupakan opini pribadi Winda Carmelita. Kenalan lebih jauh dengan Winda Carmelita di www.windacarmelita.com atau via Twitter @windacarmelita.
(vem/wnd)