Kecewa, sedih, dan merasa tidak adil mungkin adalah gambaran perasaan saat patah hati. Merasa dikecewakan bahkan dikhianati karena orang yang kita sayangi memilih orang lain. Semua orang akan menemukan pilihannya. Entah kita yang memilih atau kebetulan kita dipilih setelah kegagalan pertama, kedua, ketiga atau mungkin kesekian kalinya.
Kecewa adalah hal yang lumrah dan bumbu yang biasa ada dalam satu hubungan. Rasa kecewa tumbuh karena ada harapan tinggi saat memulainya. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan maka kecewa pun tidak dapat dihindari. Tapi apakah kita harus terus menyesali kekecewaan kita? Menangis dan enggan bergerak dan menerima kenyataan bahwa memang tidak ada masa depan pada hubungan yang kamu jalani bersamanya.
Ladies, patah hati memang tidak menyenangkan. Rasa tidak nyaman dan takut untuk memulai satu hubungan baru pun sulit. Alih-alih memulai hubungan yang baru, menerima kehadiran orang lain saja tidak sanggup. Akhirnya yang sering kali kita lakukan adalah mengurung diri dan enggan bertemu dengan orang lain.
Akhirnya kita sulit menyakini bahwa selalu ada kesempatan kedua bagi orang yang mau berusaha untuk mewujudkannya. Patah hati hanyalah bagian dari proses untuk menemukan pilihan yang tepat. Jalan untuk mencapai apa yang menjadi akhir tujuan kita. Lalu untuk apa bersedih terus dan menangis?
Jika ditelisik hal inilah yang membuat kita sulit untuk memulai hubungan yang baru. Bagaimana mungkin dapat memulai hubungan jika terus menutup diri. Jika kita ingin berubah maka bergeraklah, menyibukkan diri dan jangan lupa untuk terus berbagi kebahagiaan. Dengan berbagi tidak akan pernah membuat kamu kekurangan.
Percayalah saat kamu bersedih dan merutuki kecewa, ada yang diam-diam mendoakan kebaikanmu. Lalu apakah kamu masih terus bersedih, sementara ada yang begitu setia mendoakan. Saatnya bangkit dan percaya diri. Bagaimana, sudah siap untuk berbahagia?
(vem/apl)