Bagi masyarakat asli Bali, mengenakan busana kebaya menjadi hal yang wajib dilakukan. Mereka mengenakan kebaya Bali saat mendatangi Pura untuk beribadah. Melihat kebutuhan inilah maka wanita asal Bali, Wita, berhasil menjalankan usahanya di bidang fashion, khususnya menjual kebaya Bali.
Sejak tahun 2002, ia mulai merintis bisnisnya tersebut sampai sekarang dengan label Wita Kebaya Bali. Menurutnya, ini merupakan peluang untuk dirinya, karena pemasarannya yang lumayan mudah membuat usahanya berjalan lancar.
"Saat ini banyak orang yang sangat interest dengan busana tradisional, bagus banget. Bahkan kebaya dan tenun bisa go internasional," ungkap Wita saat ditemui Vemale di booth miliknya di JFFF Kelapa Gading Jakarta Utara Rabu 11 Mei 2016.
Kebaya Bali yang dijual Wita pun ada yang dimodifikasi, dengan payet-payet yang menjadi detail dari kebaya tersebut. Semuanya diakui Wita dikerjakan secara handmade, bahkan untuk menghasilkan satu busana nasional tersebut bisa memakan waktu satu setengah bulan lamanya.
"Semuanya handmade punya saya, kalau kebaya di sini beli meteran terus dijahit. Tapi kalau kebaya saya, yang kebaya Bali asli tanpa payet. Sebelum dijahit, satu baju digambar, lalu dibordir, kemudian proses berikutnya dikerawang untuk membuat lubang-lubang pakai mesin dan setelah itu dijahit, satu baju bisa butuh waktu selama 3 minggu," jelasnya.
"Kebaya Bali asli full kerawang, dengan mengambil tema bunga-bunga di Bali, misalnya bunga Jepun (bahasa Bali) bunga Kamboja, lalu Pucuk Arjuna itu Kembang Sepatu. Ambil motif luar juga seperti bunga Tulip. Semuanya mengandung unsur seni ukiran-ukiran Bali," tambah Wita.
Selain menjual kebaya Bali, wanita bertubuh ramping ini pun menjual songket dan tenun. Wita pun mengaku usahanya terus meningkat, terbukti dengan omset yang ia dapatkan hingga berjumlah Rp 300 juta dalam sebulan.
"Bahan tenun paling mahal dari sutera, Rp 20 juta. Songket prada Rp 2,5 juta, ada songket alam, songket katun, tenun mastuli, tenun endek dan banyak lagi. Aku jual di pameran seperti ini dan di Denpasar di rumah, bisa dapat Rp 300 juta dalam sebulan," ujarnya.
Harga jual kebaya full kerawang dibandrol Rp 800.000, kebaya modifikasi dengan penggunaan payet-payet Rp 1.200.000 dan tenun Bali dimulai dari Rp 500.000 hingga Rp 20 juta.
Wah, sangat menginspirasi ya. Bukan hanya mengembangkan budaya dan warisan asli Indonesia, desainer cantik ini juga sukses jadi pengusaha.
(vem/yun/feb)