Di Pesawat, Guru Ini Jadi Penyelamat ABG Pengidap Down Syndrome

Fimela diperbarui 03 Mei 2016, 11:30 WIB

Berada di pesawat yang terus berputar di angkasa dan tak bisa mendarat karena suatu alasan pasti akan membuat kita stres. Rasa cemas dan khawatir akan menggelayuti pikiran kita. Dan hal inilah yang dialami oleh para penumpang penerbangan JQ257 yang terbang dari Sydney ke Melbourne.

Sophie Murpy, wanita yang berprofesi sebagai guru untuk anak berkebutuhan khusus termasuk salah satu penumpang penerbangan tersebut. Dilansir dari theage.com.au, ia kemudian melihat ada seorang remaja laki-laki yang terlihat sedang bermasalah. "Usianya mungkin 14 tahun dan mengidap Down syndrome," ungkap Sophie. Tadinya ABG itu terlihat baik-baik saja dan masih bisa jalan-jalan dan tersenyum. Namun, ketika pesawat mengalami masalah, dia terlihat tak enak badan.

ABG tersebut terbaring di lantai dan tak mau bangun. Bahkan kedua orang tuanya yang sudah sepuh dan kakak-kakaknya tak bisa menanganinya. Sampai akhirnya John Chesson sang manajer kabin bertanya, "Apakah ada guru di penerbangan ini? Adakah guru untuk anak berkebutuhan khusus di sini?" Sophie akhirnya mengajukan diri untuk menangani situasi tersebut.

Sophie menanyakan nama ABG tersebut. Shamran.
Ia juga bertanya dari mana asalnya. Selandia Baru, jawabnya.
Lalu Sophie bertanya apa buku favoritnya dan Shamran menjawab, "Winnie the Pooh."

Shamran mengaku merasa sedih dan badannya tak enak. Sophie kemudian menggenggam tangannya lalu membicarakan soal Piglet, Eeyore, dan SpongeBob Squarepants. Hingga akhirnya Sophie bisa mengajak Shamran duduk. Orang tua Shamran sangat berterima kasih atas usaha Sophie.

Saat Shamran muntah, Sophie ikut membantu menenangkannya. "Tak apa. Aku adalah temanku. Kita akan baik-baik saja. Kita akan melalui ini semua bersama-sama," paparnya. Para penumpang lainnya ikut turun tangan memberikan tisu. Keadaan pun kembali terkendali.

Saat akhirnya pesawat berhasil mendarat, para penumpang mempersilakan Shamran dan Sophie untuk turun lebih dahulu. Tak lama kemudian, seorang wanita muda menghampiri Sophie. Ia mengaku duduk di belakang bersama suaminya yang berprofesi sebagai dokter. Mengetahui situasi yang sempat terjadi dan dialami Shamran, wanita itu bercerita, "Tapi ia (sang suami) tak tahu harus melakukan apa. Akhirnya ia hanya duduk menyaksikan semua dan mencatat." Menurutnya orang tua sering menyebut bahwa sosok guru bisa memberi dampak besar pada tumbuh kembang anak. Hanya saja orang tua masih jarang memberi pengakuan atau pujian pada guru.

"Aku hanya ingin orang-orang tahu bahwa semua guru punya semacam kemampuan yang sungguh sangat luar biasa yang bisa digunakan di berbagai macam situasi saat kapan pun. Guru memang hebat," ungkap wanita tersebut.  





(vem/nda)