Begitu marak kasus pelecehan seksual yang dilakukan orang dewasa pada anak di bawah umur, membuat para orang tua menjadi lebih protektif menjaga buah hatinya. Perlindungan terhadap anak-anak dari pemangsa-pemangsa seksual ini dilakukan mulai dari memberikan pengertian bagian tubuh mana yang sebaiknya tidak disentuh orang lain, The Underwear Rules, hingga membatasi penggunaan social media yang berpotensi mempertemukan anak dengan orang asing di luar lingkaran pergaulan sehari-hari.
Bicara soal social media dan internet, kedua hal ini menjadi pintu yang termudah dimasuki oleh pelaku pedofil menemukan mangsanya. Baru-baru ini FBI menemukan lima simbol yang digunakan oleh para pedofil untuk menunjukkan kelompok target incarannya. Dilansir oleh laman dailymail.co.uk, simbol-simbol ini mungkin terlihat wajar, tetapi menyimpan makna semiotik di dalamnya. Jika Anda menemui simbol-simbol ini beredar di social media anak Anda, berhati-hatilah
BoyLover Logo
BoyLover Logo adalah simbol berupa segitiga spiral berwarna biru tua. Simbol ini digunakan pedofilia yang mengincar target anak laki-laki.
LittleBoyLover Logo
Hampir menyerupai simbol BoyLover, tetapi simbol ini lebih membulat dan berwarna biru muda. Para pedofilia yang menunjukkan simbol ini menyukai anak laki-laki balita atau batuta.
GirlLover Logo
Tanda pedofilia yang mengincar anak perempuan adalah simbol hati di dalam hati berwarna merah muda.
ChildLover Logo
Jika Anda menemui simbol kupu-kupu berwarna pink dan ungu yang sayapnya lebih menyerupai bentuk hati, awas! Pedofil tersebut tidak memiliki preferensi jenis kelamin apapun alias tertarik dengan anak laki-laki maupun perempuan.
Sementara itu, ada sebuah logo lain yang banyak beredar yaitu CLOMAL (Childlove Online Media Activism). CLOMAL digunakan oleh para pedofil untuk mempromosikan sexual relationship antara orang dewasa dan anak-anak, bahwa hal ini sebaiknya tidak dikategorikan sebagai kriminalitas.
Mirisnya, logo-logo ini banyak ditemukan di mainan anak-anak. Nicole O'Kelly, seorang ibu dari Syracuse, New York, membeli sebuah mainan untuk anak perempuannya yang berusia 2 tahun. Beruntung, anaknya yang lebih tua menemukan sebuah simbol yang pernah muncul dalam episode serial drama Law and Order tentang pedofilia. Kisah lain pun terungkap saat ada laporan yang masuk dan memaksa sebuah acara televisi bertema otomotif, mengambil gambar sebuah truk berisi mainan anak yang menampilkan simbol-simbol pedofilia.
Terkadang kita memang tak bisa sepenuhnya membentengi diri dan anak-anak dari serangan predator online. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana orang tua lebih mawas diri, memahami penggunaan social media serta membatasi akses penggunaan teknologi digital pada anak-anak yang masih membutuhkan pendampingan khusus. Semoga informasi ini bermanfaat.
- Kenali Pelecehan Seksual Sedini Mungkin
- Ayah Perkosa Anak Gadisnya Setelah Bertemu di Facebook
- Sepenggal Kisah Aruna Dan Petisi Kasus Kekerasan Seksual Raja Solo
- Menghindari Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Pesta
- Berbagai Cara Meminimalisir Tereksposnya Informasi Pribadi dalam Dunia Maya
- Pelecehan Seksual Santriwati di Depok Berujung Pembakaran Pondok Pesantren